Tingkatkan Kemampuan Perpajakan Melalui Brevet Pajak

Tingkatkan Kemampuan Perpajakan Melalui Brevet Pajak

Sertifikat Brevet Pajak memang seringkali menjadi nilai tambah ketika Anda melamar kerja. Oleh sebab itu, jika ingin berkarir dalam bidang perpajakan, tentu perlu dilakukan kursus brevet pahjak. Namun, tahukah Anda apa itu brevet pajak? Apa saja manfaatnya?

Brevet pajak adalah suatu program kursus/bimbingan dan latihan terkait perpajakan yang diadakan oleh tim pengajar profesional dalam bidang pajak. Tujuan dilakukannya kursus tersebut tentu saja adalah untuk meningkatkan pengetahuan serta kecakapan terkait dengan perpajakan didalam tingkatan tertentu dan waktu yang sudah ditentukan.

Apa Saja Jenis Tingkatan Brevet?

1. Brevet A

Dalam brevet yang satu ini materi pajak yang akan diajarkan diantaranya adalah Pajak Penghasilan Orang Pribadi, Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), Pajak Penghasilan Pasal 21, bea meterai, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

2. Brevet B

Untuk tingkatan brevet yang kedua, materi yang dibahas berkaitan dengan jenis brevet A. Materi yang dibahas diantaranya mengenai Pajak Penghasilan Badan, akuntansi pajak, pengisian SPT PPN, pemeriksaan dan penyidikan pajak, pengisian SPT PPh elektronik, Pajak Penghasilan Pasal 21, PPN 1111 dan 1107, Pajak Penghasilan Pasal 15, Pajak Penghasilan Pasal 23, Pajak Penghasilan Pasal 26, Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2, Pajak Penghasilan Pasal 25 dan sebagainya.

3. Brevet A dan B Terpadu

Sesuai dengan namanya, brevet pajak A dan B adalah jenis kursus pajak dimana materi yang dibahas adalah  materi jenis brevet pajak A dan juga brevet pajak B sebab memang materi tersebut saling berkaitan.

4. Brevet C

Untuk jenis brevet ini, peserta yang mengikuti memang harus dinyatakan lulus terlebih dahulu pada brevet pajak A dan juga brevet pajak B. Tapi meskipun demikian, terdapat beberapa penyedia kursus brevet yang membolehkan tetap bisa mengikuti langsung pada tahap brevet pajak C, apabila peserta mempunyai pengalaman pendidikan pajak, akuntansi maupun ekonomi. Materi yang akan dibahas pada brevet ini adalah mengenai transfer pricing, pajak internasional, manajemen pajak, dan lain sebagainya.

Siapa Peserta yang Dapat Mengikuti Brevet Pajak?

Setiap orang mempunyai kesempatan untuk mengikuti kursus brevet pajak. Pada umumnya kegiatan kursus diikuti oleh mahasiswa yang mengambil fokus bidang perpajakan, karyawan keuangan dan juga akuntansi, pegiat pajak dan masih banyak lagi yang lainnya.

Baca Juga: Simak Cara dalam Menghitung Pajak Penghasilan dengan Lebih Efisien

Apa Saja Manfaat Mengikuti Brevet Pajak?

Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh melalui brevet pajak, diantaranya:

  1. Membantu Wajib Pajak dalam memahami berbagai hal terkait perpajakan. Sehingga bisa menyusun tax planning untuk Wajib Pajak tersebut ataupun bagi perusahaan tempat bekerja.
  2. Mencetak peserta yang bisa membuat laporan dan juga perhitungan pajak dengan pelatihan secara teknis yang diberikan saat mengikuti brevet.
  3. Melatih para peserta agar siap dalam menghadapi Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP).
  4. Bisa menjadi konsultan pajak profesional.
  5. untuk para fresh graduate, ilmu dan juga pengalaman yang diperoleh dari kursus brevet pajak bisa dijadikan sebagai bekal ketika mereka ingin melamar pekerjaan. Dengan memilliki sertifikat brevet pajak, maka fresh graduate bisa lebih mudah untuk mendapat pekerjaan.
  6. Untuk pegawai, Ilmu pengetahuan perpajakan yang diperoleh bisa menunjang pekerjaan dan juga karir di perusahaan.
  7. Untuk para atasan bagian keuangan di suatu perusahaan, bisa memberikan kecakapan dan juga ketrampilan yang lebih dalam mengawasi kinerja tim serta dapat membantu tim apabila terjadi kendala maupun kesalahan dalam pajak dan juga keuangan di perusahaan.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti brevet pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti brevet pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Simak Cara dalam Menghitung Pajak Penghasilan dengan Lebih Efisien

Simak Cara dalam Menghitung Pajak Penghasilan dengan Lebih Efisien

Kursus Pajak – Menghitung pajak penghasilan tentu perlu dipahami oleh para wajib pajak yang memiliki kewajiban melapor pajak. Terdapat cara menghitung pajak penghasilan dengan lebih efisien yang perlu diperhatikan. Pajak penghasilan adalah jenis pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atas penghasilan yang diterimanya didalam masa tahun pajak.

Pengetahuan mengenai cara menghitung pajak penghasilan ini juga berguna untuk para wajib pajak untuk proses pelaporan pajak. Walaupun setiap tahunnya wajib pajak membayar serta melaporkan pajak, masih banyak wajib pajak yang kurang efisien didalam tata cara menghitung pajak penghasilan. Berikut tahapan yang sebaiknya dilakukan supaya pekerjaan Anda menjadi semakin mudah:

1. Buat Daftar Atas Penghasilan Setiap Bulan

Pajak penghasilan dikenakan terhadap penghasilan total yang diterima didalam masa tahun pajak (1 tahun). Apabila wajib pajak bukan seorang pegawai yang memiliki penghasilan tetap per bulannya, maka perlu dibuat daftar atas penghasilan yang diterima tiap bulannya. Besaran penghasilan yang dihitung dalam hal ini bukan hanya gaji pokok namun juga tunjangan-tunjangan yang diterima. Dengan kata lain, penghasilan kotor selama satu tahun pajak harus dihitung.

2. Menghitung PTKP

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) merupakan pengurangan penghasilan neto untuk wajib pajak orang pribadi didalam menentukan besarnya penghasilan kena pajak (PKP). Setiap orang mempunyai hitungan PTKP yang berbeda sebab 2 faktor utama berikut:

  • Besarnya penghasilan yang tidak sama untuk setiap orang.
  • Besarnya tanggungan rumah tangga ataupun tanggungan keluarga.

Besarnya PTKP berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: Per-16/PJ/2016 adalah sebagai berikut:

  • Rp 54.000.000 bagi diri Wajib Pajak orang pribadi.
  • Rp 4.500.000 tambahan bagi Wajib Pajak yang menikah.
  • Rp 4.500.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah serta keluarga semenda didalam garis keturunan lurus dan juga anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, yakni paling banyak 3 orang untuk tiap keluarga.

Baca Juga: Memahami Asas Pemungutan Pajak Berdasarkan Para Ahli

3. Cari Selisih Antara Penghasilan Kotor dengan PTKP

Penghasilan neto atau penghasilan kena pajak (PKP) dihasilkan dari penghasilan kotor (bruto) dikurangi PTKP. Sesudah nilai penghasilan bruto dan juga PTKP diketahui, maka proses perhitungan PKP bisa dilakukan. Sesudah angka atau nilai PKP sudah ada, maka sudah bisa ditentukan besaran pajak penghasilan.

4. Tahapan Menghitung PPh

Setelah mengetahui besaran PKP, pajak penghasilan dapat dihitung dengan ketentuan berikut ini:

  • Penghasilan bersih kurang dari Rp 50.000.000,00 tarif untuk pajaknya adalah 5%.
  • Penghasilan bersih berkisar antara Rp 50.000.000,00 hingga Rp 250.000.000,00 maka akan dikenakan tarif pajak sebesar 15%
  • Penghasilan bersih berkisar anatara Rp 250.000.000,00 hingga Rp 500.000.000,00 akan dikenakan tarif pajak sebesar 25%
  • Sementara itu, untuk penghasilan bersih yang berada di atas Rp. 500.000.000,00 dikenakan tarif pajak 50%.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti kursus pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti kursus pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Dimana Seorang Konsultan Pajak Akan Bekerja?

Dimana Seorang Konsultan Pajak Akan Bekerja?

Pelatihan Pajak – Konsultan pajak merupakan seseorang yang akan memberikan sebuah jasa mengenai berbagai hal tentang perpajakan dari seorang wajib pajak atau wajib pajak badan. Apakah Anda pernah menemui atau mengalami suatu kesulitan dalam urusan perpajakan di Indonesia? Mungkin hal tersebut biasanya adalah terkendala dalam masalah pelaporan pajak. Maka dari itu, seorang konsultan pajak hadir untuk membantu Anda menyelesaikan berbagai masalah tersebut.

Sehingga untuk menjadi seorang konsultan pajak perlu adanya sebuah pendalaman pengertian tentang perpajakan itu sendiri. Bahkan juga bukan hanya itu saja tetapi dibutuhkan adanya latar belakang pendidikan yang berkaitan dengan perpajakan dan telah mengikuti berbagai pelatihan pajak yang ada.

Profesi Konsultan Pajak?

Tugas yang dijalankan sebagai profesi seorang konsultan pajak adalah memberikan jasa konsultasi pajak pada para wajib pajak ketika ingin melaksanakan hak dan memenuhi kewajibannya pada bidang pajak yang sesuai dengan peraturan undang-undang perpajakan yang berlaku. Hal tersebut berarti bahwa seorang konsultan pajak merupakan seseorang yang akan mempunyai tugas untuk membantu para wajib pajak untuk mengurusi berbagai hal mengenai atau yang berhubungan dengan perpajakan. Oleh karena itu pihak yang menggunakan jasa konsultan pajak bisa melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar sesuai dengan aturan yang ada.

Apa Saja Syarat untuk Bisa Menjadi Konsultan Pajak?

Perlu Anda ketahui telah banyak perusahaan yang ada di Indonesia dan menggunakan jasa konsultan pajak ini untuk lebih mengefisiensikan perusahaannya. Syarat yang paling utama untuk menjadi seorang konsultan pajak adalah dengan bergabung menjadi anggota salah satu asosiasi konsultan pajak yang telah ada pada daftar Direktorat Jenderal Pajak. Perlu Anda ketahui lagi bahwa ternyata terdapat dua asosiasi konsultan pajak yang sudah terdaftar sebagai asosiasi konsultan pajak, yaitu yang pertama adalah Asosiasi Konsultan Pajak Publik Indonesia dan yang kedua adalah Ikatan Konsultasi Pajak Indonesia atau yang biasa disebut dengan IKPI.

Tempat Kerja Konsultan Pajak

Ketika memulai sebuah karir sebagai seorang konsultan pajak maka ketika Anda lulus Anda harus mempunyai minimal sertifikat pajak A dan B, yang didapatkan melalui sertifikasi pajak. Sebelum melakukan sertifikasi pajak pada umumnya seorang konsultan pajak akan mengikuti berbagai pelatihan pajak untuk memperdalam berbagai materi tentang perpajakan. Apabila Anda ingin menambah ilmu atau berbagai pengalaman lebih dulu sebelum mendirikan sebuah KKP atau kantor konsultan pajak milik sendiri maka Anda dapat bergabung dengan KKP yang telah berdiri lebih dulu sebagai seorang Junior tax consultant.

Baca Juga: Apa Saja Peran Penting Seorang Tax Objection untuk Wajib Pajak?

Jenjang karir seorang konsultan pajak di KKP pada umumnya adalah mulai dari Junior tax consultant, senior tax consultant, tax supervisor, dan yang terakhir adalah tax director. Mungkin untuk lebih jelasnya Berikut ini adalah beberapa gambaran gimana nantinya seorang konsultan pajak bisa bekerja.

Kantor Konsultan Pajak (KKP)

Ketika Anda bekerja sebagai seorang konsultan pajak yang ada di kantor konsultan pajak maka Anda akan diberi tugas sebagai seseorang yang akan memberikan konsultasi pajak atau tax planning sekaligus membantu klien untuk membuat dan menghitung laporan serta melaksanakan administrasi perpajakan lain.

Kantor Akuntan Publik

TBA atau  trusted bisnis advisory Merupakan sebuah layanan yang disediakan oleh KAP, Dimana merupakan sebuah jasa yang menjadi Andalan pada bidang tax planning. Biasanya layanan jasa tersebut akan membantu klien untuk membantu membuat perencanaan pajak.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti pelatihan pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Apa Saja Peran Penting Seorang Tax Objection untuk Wajib Pajak?

Apa Saja Peran Penting Seorang Tax Objection untuk Wajib Pajak?

Training Pajak – Apakah Anda telah mengetahui bahwa ternyata terdapat sebuah profesi yang memberikan jasa kepada wajib pajak yang ingin mengajukan keberatan pajak pada direktur jenderal pajak? Nah, nah tugas tersebut adalah dimiliki profesi Tax Objection. Tax objection akan membantu ketika wajib pajak tidak menyetujui mengenai Surat Ketetapan Pajak sebagai hasil pemeriksaan pajak yang telah dikeluarkan oleh Dirjen Pajak.

Tentu saja para wajib pajak bisa mengajukan keberatan pajak. Tidak berbeda jauh dari konsultan pajak, seseorang yang akan menjadi Tax Objection juga perlu latar belakang pendidikan bidang perpajakan dan juga melalui berbagai training pajak supaya lebih memahami dan mendalami bidang perpajakan itu sendiri.

Pada saat persiapan dokumen surat pernyataan, wajib pajak akan didampingi oleh seorang konsultan pajak. Dokumen tersebut dipersiapkan karena diminta peneliti keberatan hingga menemui penelaah keberatan hukum yang menjelaskan keberatan yang telah diajukan oleh client. Tax objection adalah pilihan yang paling baik untuk para wajib pajak apabila menginginkan beban pajaknya bisa berkurang.

Selain itu juga sangat penting dan dibutuhkan oleh wajib pajak Karena tidak semua wajib pajak mempunyai pengertian dan pemahaman yang utuh serta menyeluruh mengenai ketentuan perpajakan. Namun ketika permohonan keberatan pajak disusun dengan tidak benar maupun asal-asalan, maka hasilnya bisa dipastikan tidak akan optimal dan tidak diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Bukan hanya itu saja, ketika permohonan keberatan pajak tersebut disusun secara tidak benar maka akan menyebabkan surat permohonan  wajib pajak tersebut ditolak bahkan juga terdapat sanksi 50% yang akan dikenakan pada wajib pajak yang menyerahkan permohonan tersebut. Surat permohonan harus disusun cara dan dijelaskan secara mendetail mungkin, apa saja sengketa pajak yang dimohonkan keberatan dan berbagai alasan maupun dalil-dalil baik secara formil maupun yuridis. Berbagai bukti yang mendukung keberatan pajak yang diajukan juga harus dipersiapkan dengan baik dan benar.

Biasanya, tugas seorang Tax Objection adalah mulai dari melakukan proses penelitian dan review hasil pemeriksaan pajak. Lalu, hasil review tersebut akan menjadi bahan dari surat permohonan keberatan pajak. Kemudian surat permohonan yang telah dibuat akan dikirimkan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak melalui pelayanan atau Kantor Pelayanan Pajak.

Baca Juga: Bagaimana Jenjang Karir Konsultan Pajak Pada Saat Ini?

Dengan adanya kuasa yang diberikan oleh wajib pajak, maka Tax Objection akan melakukan berbagai pendekatan yang profesional pada peneliti keberatan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak. Berbagai bukti keberatan yang sebelumnya sudah disiapkan akan diberikan pada peneliti tersebut dan dan Tax Objection akan membantu menjawab semua pertanyaan peneliti keberatan.

Semua hal tersebut adalah tugas dari Tax Objection, Maka sebagai seorang Tax Objection tidak boleh sembarangan untuk asal-asalan menjawab dan mempersiapkan berbagai permohonan keberatan pajak. Harus mengerti betul seluk beluk perpajakan dan dasar-dasar pajak yang ada. Oleh karena itu biasanya seorang Tax Objection ini merupakan orang-orang lulusan di bidang perpajakan maupun yang berkaitan dan telah menjalani berbagai training pajak yang tentunya membahas berbagai materi perpajakan.

Bisa dibilang bahwa Tax Objection merupakan orang yang menunjang dan mendukung wajib pajak untuk melakukan keberatan pajak pada Dirjen pajak. Pendampingan melalui pemberian petunjuk dan pengawasan tentang berbagai kegiatan persiapan dokumen, informasi, dan data yang dibutuhkan pemeriksa, persiapan jawaban untuk menjawab pertanyaan pemeriksa atau peneliti, dan pemberian tanggapan terhadap hasil pemeriksaan merupakan dukungan yang akan diberikan oleh Tax Objection.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti training pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti training pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Memahami Asas Pemungutan Pajak Berdasarkan Para Ahli

Memahami Asas Pemungutan Pajak Berdasarkan Para Ahli

Brevet Pajak – Pajak dibebankan kepada orang pribadi ataupun badan yang memenuhi persyaratan subjektif dan juga objektif. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang dimanfaatkan untuk pemerataan atau peremajaan berbagai sarana dan prasarana umum yang bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat.

Dalam hal pemungutan pajak, tentu negara tidak bisa membuat kebijakan yang asal sebab pemungutan pajak tersebut menyangkut keadilan dan juga wewenang, dan juga hak dari warga negara. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah pedoman maupun patokan supaya pemungutan pajak bisa berjalan secara kondusif serta tidak merugikan pihak mana pun. Pedoman tersebut bisa disebut dengan istilah asas pemungutan pajak. Berikut beberapa asas yang dikemukakan oleh beberapa ahli terkait pemungutan pajak:

Asas Adam Smith

Bersumber dari bukunya dengan judul “Wealth of Nations”, Adam Smith dikenal mengeluarkan 4 asas pemungutan pajak berdasarkan pendapatnya sendiri, yakni:

Asas Equality (Keseimbangan atau Keadilan)

Dalam asas ini dinyatakan bahwa dalam hal pemungutan pajak, negara diharuskan untuk menyesuaikan dengan kemampuan serta penghasilan yang didapat atau diterima dari Wajib Pajak. Negara tidak diperbolehkan bertindak diskriminatif atau seenaknya sendiri didalam melakukan pemungutan pajak terhadap para Wajib Pajak

Oleh sebab itu, dalam asas ini dijelaskan bahwa Wajib Pajak yang mempunyai kemampuan lebih serta memiliki harta dalam jumlah banyak, maka pemungutan pajak dapat dibebankan kepadanya dimana jumlahnya harus disesuaikan dengan kemampuan ekonomi mereka..

Asas Certainty (Kepastian Hukum)

Asas tersebut menunjukkan jika semua pungutan pajak harus sesuai drengan Undang-Undang (UU) yang berlaku. Dengan demikian, bagi pihak-pihak yang melanggar pungutan pajak tersebut bisa dikenakan sanksi hukum sesuai dengan Undang-Undang (UU). Penetapan pajak harus dilaksanakan secara transparan sesuai hukum yang berlaku, yakni Undang-Undang (UU).

Asas Convinience of Payment (Tepat Waktu)

Menurut asas ini, pungutan pajak harus dilakukan berdasarkan waktu yang tepat untuk Wajib Pajak (dalam waktu yang paling baik). Misalnya ketika wajib pajak baru menerimakan penghasilannya atau ketika menerima hadiah. Hal tersebut bertujuan supaya Wajib Pajak tidak merasa terbebani ataupun keberatan atas pajak yang dipungut.

Asas Efficiency (Efisiensi atau Ekonomis)

Asas yang satu ini berkaitan dengan biaya pemungutan pajak yang diusahakan untuk bisa sehemat mungkin. Asas tersebut menjadi patokan supaya tidak terjadi biaya pemungutan pajak yang lebih besar dari hasil pemungutan pajak.

Baca Juga: Ketahui Perbedaan Pajak Subjektif dan Pajak Objektif

Asas W.J Langen

Berikut asas-asas yang dikemukakan oleh W.J Langen:

Asas Daya Pikul

Asas tersebut menyatakan jika besar kecilnya pungutan pajak yang dibebankan, harus sesuai  dengan besar kecilnya penghasilan yang diterima Wajib Pajak. Oleh sebab itu, semakin tinggi jumlah penghasilan Wajib Pajak, maka akan semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkannya.

Asas Manfaat

Pada asas tersebut, pungutan pajak yang dikelola oleh negara, harus dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang mampu memberikan manfaat untuk kepentingan umum. Hal tersebut bermakna Wajib Pajak yang telah membayar pajak kepada negara bisa merasakan manfaat dari apa yang mereka berikan melalui pajak.

Asas Kesejahteraan

Asas tersebut berarti pajak yang dipungut oleh negara bisa dipergunakan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Asas Kesamaan

Dalam asas ini dinyatakan bahwa pada kondisi yang sama, antar Wajib Pajak yang satu dengan yang lain harus dibebankan pajak yang jumlahnya sama.

Asas Beban yang Sekecil-Kecilnya

Dalam asas ini dinyatakan bahwa pemungutan pajak harus diusahakan sekecil-kecilnya /serendah-rendahnya jika dibandingkan dengan nilai terhadap objek pajak. Hal tersebut bertujuan supaya pajak tidak memberatkan Wajib Pajak.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti brevet pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

\Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti brevet pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

pps-pajak

Mengenal Skema dan Tarif Program Pengungkapan Sukarela (PPS)

Dengan disahkannya UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), Pemerintah resmi menerapkan Program Pengungkapan Sukarela (PPS) yang mulai berlaku per tanggal 1 Januari 2022 hingga 30 Juni 2022. Program PPS ini merupakan suatu kesempatan yang diberikan kepada wajib pajak untuk mengungkapkan kewajiban perpajakan yang belum dipenuhi secara sukarela melalui pembayaran pajak penghasilan (PPh) berdasarkan pengungkapan harta. Continue Reading

Bagaimana Jenjang Karir Konsultan Pajak Pada Saat Ini?

Bagaimana Jenjang Karir Konsultan Pajak Pada Saat Ini?

Pelatihan Pajak – Orang yang menawarkan jasa konsultasi pada bidang pajak supaya membantu para wajib pajak baik perorangan maupun wajib pajak badan untuk melaksanakan hak dan memenuhi kewajibannya adalah sebutan bagi seorang konsultan pajak yang menjalankan beberapa tugas tersebut.

Pada umumya jasa yang ditawarkan oleh konsultan pajak akan cukup banyak jenisnya. Karena konsultan pajak akan mengurus berbagai hal mengenai perpajakan dari kliennya, maka sangat penting untuk konsultan pajak mengetahui dasar-dasar pajak baik melalui latar belakang pendidikannya maupun berbagai pelatihan pajak yang ada.

Berbagai hal yang akan diurus oleh konsultan pajak adalah seperti mulai dari membayar, menghitung, dan melaporkan pajak kliennya. Konsultan pajak akan menawarkan jasa konsultasi berbagai masalah tentang perpajakan dan juga dapat melakukan tax planning atau perencanaan pajak supaya dapat memaksimalkan keuntungan klien. Biasanya konsultan pajak memiliki sebuah tanggung jawab untuk mendampingi atau mewakili kliennya pada saat terdapat sebuah pemeriksaan, misalnya seperti audit pajak.

Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sebuah kelebihan dalam pembayaran pajak, maka konsultan pajak dapat membantu klien ketika pelaksanaan restitusi pajak mulai dari mempersiapkan data, menyampaikan restitusi, memeriksakan, bahkan hingga sampai diterimanya pengembalian atas kelebihan pajak tersebut.

Konsultan pajak dapat memberikan pelayanan mengenai penyelesaian sengketa pajak Apabila terjadi sengketa pajak. Penyelesaian tersebut misalnya seperti banding, keberatan pajak, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, nantinya wajib pajak akan merasa aman dan nyaman ketika menjalani pemeriksaan atau pada saat menghadapi permasalahan pajak. Selain itu, untuk menjadi seorang konsultan pajak ternyata tidak harus lulusan perpajakan maupun akuntansi.

Menurut website Direktorat Jenderal Pajak, bahwa siapa saja dapat menjadi seorang konsultan pajak dengan syarat lulus ujian sertifikasi konsultan pajak atau biasa disebut dengan USKP dan memiliki sertifikat konsultan pajak. Pada dasarnya konsultan pajak ini hampir sama dengan tax adviser yang akan memberikan informasi dengan lengkap dan berperan sebagai adviser.

Seorang konsultan pajak yang telah lulus sertifikasi atau kualifikasi persyaratan dan punya izin praktik tentu saja harus selalu meningkatkan kemampuan dalam hal perpajakannya. Untuk itu tidak salah untuk mengikuti sebuah pelatihan pajak untuk lebih mendalami bidang pajak itu sendiri.

Baca Juga: Kenali Tugas dan Tanggung Jawab Tax Officer dalam Sebuah Perusahaan

Karena selain untuk mengerti dan memahami semua ketentuan Pajak, seorang konsultan pajak nantinya akan mempunyai tuntutan untuk menyampaikan peraturan perpajakan pada sebuah masyarakat dengan jelas agar terhindar dari sanksi pajak. Dengan pengetahuan umum tentang perpajakan yang lengkap dan mumpuni Anda akan mempunyai kemampuan untuk melihat celah dan menggunakan hal tersebut untuk tujuan yang lebih baik.

Diperlukan sebuah integritas yang kuat sebab supaya seorang konsultan pajak tidak ikut tercebur dalam permasalahan kasus pajak misalnya seperti korupsi pajak atau penyelundupan pajak. Pada saat ini konsultan pajak telah banyak digunakan oleh wajib pajak pribadi maupun wajib pajak badan karena telah banyak contoh yang dilakukan seorang konsultan pajak untuk menangani sebuah kasus perpajakan secara efisien dan dapat meminimalisir terjadinya risiko atau kesalahan lain di bidang perpajakan.

Jenjang karir seorang konsultan pajak dapat dimulai setelah lulus minimal sertifikasi pajak A dan B. Apabila Anda ingin menimba ilmu dan pengalaman lebih dulu sebelum mendirikan sebuah kantor konsultan pajak sendiri, maka Anda dapat bergabung dengan kantor konsultan pajak yang telah lebih dulu berdiri sebagai seorang Junior tax consultant.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti pelatihan pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Ketahui Perbedaan Pajak Subjektif dan Pajak Objektif

Ketahui Perbedaan Pajak Subjektif dan Pajak Objektif

Kursus Pajak – Jika kita berbicara tentang perpajakan tentu ada banyak istilah perpajakan yang akan dijumpai. Sebagai seorang wajib pajak (WP), tentu kita perlu melaksanakan hak-hak dan juga kewajiban pajak dengan baik. Untuk dapat menjalankannya, tentu saja wajib pajak (WP) perlu mengetahui berbagai istilah yang sering digunakan dalam perpajakan. Salah satu diantarnya adalah mengetahui apa itu pajak subjektif dan objektif.

Mengenal Pajak Subjektif

Pajak subjektif merupakan bentuk pungutan yang diperoleh dari orang pribadi. Orang pribadi tersebut tentu sudah dikukuhkan sebagai seorang wajib pajak (WP). Kemudian, wajib pajak (WP) tersebut juga telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Hal tersebut menjadi salah satu syarat administrasi untuk dapat melaksanakan hak dan juga kewajiban pajaknya.

Setiap warga negara memang memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Dimana hal tersebut menjadi kewajiban utama terhadap negara sesuai ketentuan undang-undang yang tengah berlaku. Jika seseorang yang sudah menjadi wajib pajak (WP) tidak melaksanakan kewajiban pembayaran pajak, tentu saja mereka akan ditetapkan telah melanggar ketentuan hukum. Tentu saja akan ada sanksi yang dikenakan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Pada dasarnya fokus dalam pengenaan pajak subjektif, memperhatikan pribadi dari wajib pajak (WP) itu sendiri. Wajib Pajak tersebut posisinya adalah sebagai subjek, dimana kemudian akan ditetapkan objek untuk pajaknya, yang tentunya disesuaikan dengan ketentuan undang-undang yang berlaku. Untuk pengenaan pajak subjektif, jumlah pajak terutang akan dipengaruhi oleh keadaan pribadi dari subjek pajaknya sendiri.

Misalnya untuk pajak subjektif dapat berupa pajak penghasilan atau yang disingkat dengan PPh. Dimana PPh yang dipungut tersebut didasarkan pada penghasilan yang didapat oleh wajib pajak (WP). Wajib Pajak tersebut sebagai subjek dengan penghasilan dalam 1 tahun pajak. Wajib pajak (WP) kewajiban pajak subjektif sesuai dengan undang-undang pajak penghasilan (PPh) terdiri dari:

  1. Subjek pajak dalam negeri orang pribadi
  2. Subjek pajak luar negeri yang berbau berbentuk Badan Usaha Tetap (BUT)
  3. Subjek pajak dalam negeri yang berbentuk badan
  4. Subjek pajak luar negeri yang berbentuk selain Badan Usaha Tetap (BUT)
  5. Warisan yang belum terbagi

Baca Juga: Alasan Mengapa Berkarier dalam Bidang Perpajakan Begitu Diminati

Mengenal Pajak Objektif

Pajak objektif merupakan jenis pajak yang dikenakan tanpa melihat kondisi dari wajib pajak (WP). Dimana dalam pajak objektif yang diperhatikan adalah sifat dari objek pajaknya. Pada dasarnya pemungutan pajak objektif berfokus pada objek pajaknya. Baik itu berupa benda, keadaan, perbuatan, ataupun peristiwa yang bisa menyebabkan dikenakannya pajak terutang. Baru setelah itu, akan ditetapkan subjek pajaknya.

Didalam pajak objektif, tidak dipertimbangkan apakah subjek pajak berada di Indonesia ataukah di luar Indonesia. Sedangkan besaran pajak objektif yang dikenakan lebih mengikuti terhdapat kebijakan undang-undang yang tengah berlaku. Sedangkan kriteria penghasilan untuk pajak objektif diantaranya adalah:

  1. Diperuntukkan untuk orang pribadi maupun badan usaha yang menggunakan atau melaksanakan suatu kegiatan transaksi atas benda kena pajak (BKP).
  2. Pungutan pajak terhadap kekayaan kepemilikan barang mewah maupun aset yang ada di negara lain.
  3. Pungutan pajak berkaitan dengan pemindahan harta dari Indonesia ke luar negeri.

Contoh untuk pajak objektif terdiri dari pajak bumi bangunan (PBB), pajak pertambahan nilai (PPN) dan juga pajak penjualan atas barang mewah PPnBM.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti kursus pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti kursus pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Kenali Tugas dan Tanggung Jawab Tax Officer dalam Sebuah Perusahaan

Kenali Tugas dan Tanggung Jawab Tax Officer dalam Sebuah Perusahaan

Pelatihan Pajak – Apakah Anda adalah salah satu orang yang ingin bekerja sebagai seorang tax officer? Tentu saja ketika ingin bekerja menjadi tax officer Anda harus tahu Apa saja hal yang harus dilakukan pada saat tax officer nantinya bekerja di sebuah perusahaan. Untuk menjadi seorang tax officer perlu adanya pengetahuan khusus tentang perpajakan maupun mempunyai latar belakang pendidikan perpajakan dan pernah mengikuti berbagai kursus atau pelatihan pajak. Karena nantinya seorang tax officer akan mengelola berbagai hal mengenai perpajakan sebuah perusahaan yang harus dilakukan oleh staf khusus.

Secara umum tax officer ini termasuk dalam staf keuangan dalam struktur perusahaan. Pekerjaannya adalah untuk mengelola dan mengatur keuangan suatu perusahaan. Mungkin Anda bertanya-tanya apakah tax officer dan staff keuangan adalah sama? Tentu saja cukup berbeda, letak perbedaannya adalah pada tax officer akan lebih memfokuskan dirinya pada masalah pajak perusahaan yang berkaitan. Tax officer atau yang biasa disebut dengan staf aja ini biasanya mempunyai tugas untuk melakukan semua pelaporan, pencatatan, dan pembayaran, serta pengawasan administrasi yang berkaitan dengan pajak suatu perusahaan.

Mungkin Anda telah mengetahui bahwa semua perusahaan maupun organisasi yang terdapat aktivitas bisnis di dalamnya akan dikenai wajib membayar pajak. Lantas Anda bertanya-tanya apa saja tanggung jawab dan tugas dari tax officer? Untuk mengetahui lebih lanjut Berikut ini adalah ulasannya.

Tugas dan Tanggung Jawab Tax Officer

Tax officer atau staf aja Ini adalah sebuah profesi bidang administrasi yang secara khusus akan mengelola masalah pajak pada perusahaan. Pegawai maupun karyawan pada bidang ini umumnya akan bekerja pada divisi keuangan dan merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam struktur perusahaan berskala besar atau kecil. Profesi yang satu ini pada umumnya akan mengurusi administrasi perpajakan seperti PPh 21/26, PPh 22, PPh 23/26, PPh 24, PPN, PPh badan, bahkan hingga PPnBM. PPh Adalah sebuah pengertian dari pajak penghasilan, sedangkan PPN adalah pajak pertambahan nilai dari suatu jasa atau barang. Lalu, PPnBM adalah pajak pertambahan nilai mengenai barang mewah tertentu.

Untuk menjadi seorang tax officer perlu adanya pengetahuan khusus tentang perpajakan maupun mempunyai latar belakang pendidikan perpajakan dan pernah mengikuti berbagai kursus atau pelatihan pajak. Selain beberapa hal tersebut, berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab dari tax officer.

Baca Juga: Pentingnya Selalu Up to Date Tentang Peraturan Perpajakan yang Ada

Tugas Tax Officer

  • Melakukan pelaporan dan pembayaran pajak perusahaan dengan tepat waktu.
  • Melakukan perhitungan pajak yang harus dibayar sebuah perusahaan dalam periode tertentu juga termasuk menghitung potensi pajak yang harus dibayarkan perusahaan nantinya.
  • Membuat taxplanner atau perencanaan pajak.
  • Membuat pencatatan data transaksi bisnis dalam sebuah perusahaan dimana tax officer bekerja.
  • Melakukan evaluasi atau penilaian akhir supaya dapat digunakan sebagai bahan penilaian kembali perpajakan perusahaan.
  • Membuat laporan keuangan fiskal dan komersial.

Tanggung Jawab Tax Officer

Selain itu juga terdapat tanggung jawab dari teks officer yang dapat dikatakan akan lebih mudah Apabila dibandingkan dengan tugas-tugasnya. Tax officer akan lebih mampu Untuk memanfaatkan teknologi untuk melakukan perhitungan sampai pelaporan pajak, misalnya seperti:

  • Melakukan pembayaran pajak perusahaan yang sesuai dan tepat secara online, Tax officer tentu saja harus bisa melakukan pembayaran pajak sebuah perusahaan secara cara online.
  • Melaporkan pajak perusahaan yang termasuk data perpajakan karyawan lainnya, semua jenis SPT pajak, dan jenis pajak yang berkaitan dengan perusahaan harus dilaporkan secara rutin oleh tax officer dalam sebuah perusahaan.
  • Secara otomatis menghitung pajak perusahaan, karena itu pegawai di bidang ini bisa meninggalkan penghitungan pajak yang manual atau yang memakan waktu lebih lama.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti pelatihan pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Alasan Mengapa Berkarier dalam Bidang Perpajakan Begitu Diminati

Alasan Mengapa Berkarier dalam Bidang Perpajakan Begitu Diminati

Brevet Pajak – Tentu sudah menjadi rahasia lagi jika karier dalam bidang taxation atau perpajakan dipandang sebagai sebuah pekerjaan yang memiliki prestige. Hal tersebut berimbas pada tingginya minat pelajar untuk mengambil jurusan taxation di bangku kuliah atau mengikuti brevet pajak. Karena memang hal tersebut bisa menyiapkan Anda untuk menjadi ahli pajak dengan peluang karier yang luas dan juga cemerlang.

Dalam mendalami bidang perpajakan, bukan hanya seluk beluk tentang pajak yang akan dipelajari. Tapi juga akan mendapatkan ilmu mengenai akuntansi, hukum serta berbagai ilmu dari bidang ekonomi. Ahli perpajakan pun juga memang harus terampil dalam menyusun laporan keuangan serta laporan pajak. Lantas, mengapa saat ini begitu banyak yang ingin mengejar karier dalam bidang taxation? Berikut beberapa alasan menariknya:

1. Penghasilan Menarik

Sudah menjadi rahasia umum jika mereka yang berkarier dalam bidang perpajakan akan mendapatkan gaji yang bisa dibilang lumayan fantastis. Tentu saja siapa saja akan tertarik untuk mendapatkan pekerjaan dengan bayaran tinggi. Mempelajari perpajakan di brevet pajak akan mempersiapkan Anda untuk bisa mengantongi gaji yang sangat menarik di kemudian hari.

Apalagi, karier dalam bidang perpajakan memang tergolong menanjak. Sebab seiring lamanya berkarir dan berkiprah, maka skill Anda juga akan semkain meningkat dan value Anda secara profesional menjadi lebih tinggi lebih tinggi.

2. Terdapat Peluang Kerja di Hampir Semua Industri

Peluang kerja dalam bidang perpajakan memang seperti tidak ada habisnya. Lulusannya pun dapat bekerja, baik untuk pemerintah ataupun swasta. Pemerintah memerlukan tenaga pajak dalam mengelola penerimaan negara dari pajak. Sedangkan perusahaan-perusahaan membutuhkan ahli pajak dalam mengatur urusan pajak yang harus mereka bayarkan ke negara. Karena memang setiap perusahaan memerlukan staf dalam mengurus berbagai hal mengenai pajak, Anda akan memiliki banyak peluang untuk melamar di berbagai perusahaan.

3. Tersedianya Berbagai Pilihan Pekerjaan

Lulusan perpajakan dapat bekerja untuk pemerintah di Kantor Pajak, baik itu sebagai fungsi pelayanan, konsultasi, ataupun pengawasan. Selain bisa berkarir di Direktorat Jenderal Pajak, Anda juga bisa berkarier di Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Pusdiklat Pajak, Kementerian Keuangan atau bahkan di Badan Kebijakan Fiskal.

Selain bisa bekerja untuk pemerintah, baik itu sebagai seorang ASN (Aparatur Sipil Negara) atau bukan, terdapat sejumlah profesi lain yang dapat dijalani apabila Anda terjun ke bidang perpajakan. Beberapa karir yang bisa Anda capai diantaranya adalah menjadi konsultan pajak, auditor, konsultan keuangan, staf bagian keuangan, penasihat pajak perusahaan, akuntan pajak, manajer kekayaan, ataupun menjadi pegawai bank. Lulusan pajak juga dapat bekerja dalam bidang hukum dengan mewakili ataupun mendampingi pihak yang terlibat sengketa pajak di pengadilan.

Baca Juga: Cara Mudah Memperoleh Sertifikat Konsultan Pajak

4. Kesempatan Berkarier di Kancah Internasional

Mungkin saat Anda membayangkan karier dalam bidang taxation berarti Anda hanya akan bekerja di balik meja atau hanya di dalam gedung perkantoran. Namun lebih dari itu, pekerjaan dalam bidang ini juga bisa membawa lulusannya ke perusahaan multinasional.

Tidak jarang perusahaan asing yang melakukan investasi ataupun mendirikan pabrik di Indonesia. Mereka tentu juga memerlukan tenaga pajak. Bekerja untuk perusahaan multinasional seperti ini tentu bisa membuka peluang menarik untuk bisa berkarir secara global.

5. Jenjang Karier yang Berkelanjutan

Hal menarik lainnya jika Anda berkarier dalam bidang perpajakan adalah jenjang kariernya yang bisa berkelanjutan. Selalu terdapat peluang yang dapat Anda manfaatkan untuk meningkatkan kemampuan profesional ataupun untuk mengejar posisi lebih tinggi.

Misalnya, sebagai seorang fresh graduate perpajakan bisa memulai karier sebagai seorang tax accountant dalam sebuah perusahaan. Seiring berjalannnya karir dan meningkatnya pengalaman, Anda bisa naik jabatan menjadi  seorang tax manager atau bahkan menjadi tax director.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti brevet pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti brevet pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.