Kondisi Nilai Tukar Rupiah yang Semakin Melemah, Apakah Berdampak pada Penerimaan Pajak?

Kondisi Nilai Tukar Rupiah yang Semakin Melemah, Apakah Berdampak pada Penerimaan Pajak?

Kursus pajak memiliki pengaruh yang besar dalam memberikan wawasan tentang kebijakan perundang-undangan perpajakan. Tidak jarang kursus pajak diikuti oleh calon konsultan pajak maupun orang-orang yang ingin bekerja di dunia perpajakan. Tentu saja untuk orang-orang yang ingin berkarir di bidang perpajakan, tidak kalah penting Mengetahui berbagai berita perpajakan yang sangat sering berkembang. Seperti halnya pada saat ini nilai tukar Rupiah yang cukup rendah, apakah hal tersebut bisa berpengaruh pada penerimaan pajak? Untuk penjelasan lebih lanjut Anda dapat menyimak ulasan berikut ini.

Tidak dipungkiri bahwa dolar Amerika yang semakin menguat, ternyata berdampak pada nilai tukar Rupiah yang semakin melemah sejumlah 2,53% sepanjang April 2024 ini. Penurunan tersebut dipicu karena sikap The Fed yang menahan ketentuan tentang penurunan suku bunga dalam jangka waktu dekat dan ketegangan yang terjadi dalam geopolitik global yang semakin meningkat. Hal ini berdampak pada dolar Amerika Serikat dijadikan sebagai daya tarik Untuk Para investor yang mencari tempat berlindung di tengah kondisi pasar yang tidak pasti. Di sisi lain, pasar ekonomi yang berkembang, salah satunya Indonesia di dalamnya, mengalami arus keluar investasi dikarenakan investor yang beralih aset pada aset yang dianggap lebih aman.

Sebuah data yang dirilis pada Selasa 7 Mei 2024, yaitu data Bloomberg,Terdapat catatan bahwa nilai tukar Rupiah mengalami Pelemahan sejumlah 20, 50 poin atau setara dengan 13%, yang mana Menuju pada level Rp16.046 per dolar Amerika Serikat. Sedangkan, indeks dari dolar Amerika Serikat sendiri semakin menguat sebesar 0,14 persen menjadi 105,19. Sementara itu, kurs rupiah yang dipatok oleh Jisdor (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate) Bank Indonesia pun Mengalami penurunan sejumlah 0,18% yang mana mencapai Rp16.054 per Dollar Amerika Serikat.

Ibrahim Assuaibi selaku Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, memberikan pengungkapan bahwa fokus investor pada pekan ini lebih terpusat pada pernyataan pejabat The Fed tentang kebijakan suku bunga, terlebih sesudah data NFD atau nonfarm payrolls yang dirilis memberikan hasil yang lebih lemah dibandingkan perkiraannya. Menurut Ibrahim, pada saat ini pasar sedang melakukan antisipasi kemungkinan adanya penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat. Tetapi, Ibrahim juga memberikan penegasan bahwa gagasan ini tidak menyumbang banyak dukungan untuk mata uang Asia secara umum, karena mengingat masih ada perkiraan bahwa The Fed baru akan mulai melakukan penurunan suku bunga di bulan September 2024 nanti.

Baca Juga: CTAS/SIAP: DJP Terus Menguji Sistem Baru untuk Menunjang Perpajakan yang Semakin Canggih

Dia mengamati pula, bahwa pada saat ini pasar sedang menunggu data terkait inflasi di Jepang dan pertumbuhan upah, yang mana akan dipergunakan untuk melakukan evaluasi langkah BOJ atau Bank of Japan untuk memberikan penetapan kebijakan suku bunga. Keputusan dari Bank of Japan diharapkan bisa memberi sedikit saja kelonggaran untuk mata uang Jepang yaitu Yen. Sedangkan, dari dalam negeri sendiri Ibrahim memberikan sorotan pada laporan kemenkeu atau kementerian keuangan yang memberikan pengungkapan bahwa posisi utang pemerintah Indonesia pada saat ini telah mencapai Rp8.262,10 triliun sampai akhir bulan Maret tahun 2024.

Tentu saja penerimaan pajak pada dasarnya dipengaruhi karena faktor internal dan eksternal, termasuk di dalamnya adalah nilai tukar Rupiah. Adanya kenaikan pada dolar Amerika Serikat bisa berdampak secara signifikan dan positif atas realisasi penerimaan pajak, karena bisa meningkatkan pendapatan pajak dari peningkatan pendapatan dan laba perusahaan. Selain itu, karena menguatnya nilai dolar Amerika Serikat pastinya akan menyumbang keuntungan maupun laba yang lebih untuk perusahaan dalam bentuk selisih kurs.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti kursus pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti kursus pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Tags: No tags

Comments are closed.