CTAS/SIAP: DJP Terus Menguji Sistem Baru untuk Menunjang Perpajakan yang Semakin Canggih

CTAS/SIAP: DJP Terus Menguji Sistem Baru untuk Menunjang Perpajakan yang Semakin Canggih

Brevet pajak merupakan kelas perpajakan yang bisa membantu orang-orang yang ingin bekerja di dunia perpajakan agar menguasai wawasan tentang kebijakan perundang-undangan perpajakan. Bahkan brevet pajak nantinya akan memberikan sertifikat perpajakan yang terakreditasi pada setiap orang yang mengikuti kelas perpajakan ini. Tentu saja untuk orang-orang yang ingin menguasai ilmu perpajakan, tidak kalah penting untuk mengetahui perkembangan sistem pajak yang ada pada saat ini. Karena berada dalam era digitalisasi yang semakin berkembang pesat, pastinya sistem perpajakan yang ada di Indonesia juga memasuki era yang semakin baru, yakni dengan rencana penggantian SIDJP.

SIDJP atau singkatan dari sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak akan menjadi sistem inti administrasi perpajakan atau yang dapat disebut dengan SIAP. Sistem inti administrasi perpajakan ini juga dikenal dengan CTAS atau core tax administration system. Penting untuk diketahui bahwa sistem ini baru mulai dijadwalkan untuk diimplementasikan mulai bulan Juli tahun 2024 ini. Dwi Astuti selaku Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), memberikan Penjelasan bahwa pada saat ini sistem perpajakan yang baru Masih pada tahap pengujian.

Dwi juga memberikan pernyataan bahwa Direktorat Jenderal Pajak sedang melakukan persiapan untuk implementasi core tax melalui berbagai pengujian, termasuk pada aspek performa, fungsionalitas, dan keamanannya. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya supaya sistem bisa diimplementasikan dengan lancar untuk menunjang proses habituasi untuk para wajib pajak. Untuk mendorong pembangunan sistem pajak yang canggih tersebut, ternyata Direktorat Jenderal Pajak sudah merealisasikan anggaran sejumlah Rp34,34 miliar sampai akhir tahun 2023 lalu. Pasalnya, realisasi ini setara dengan 73,57 persen dari Pagu anggaran yang telah ditetapkan yaitu sejumlah Rp46,68 miliar.

Pengujian yang sudah dilaksanakan pada tahun 2023 akan dilanjutkan kembali di tahun 2024 ini, agar memberikan kepastian adanya kesiapan untuk sistem sebelum diimplementasikan secara penuh. Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan telah menggelar pertemuan dengan Pablo Saavedra selaku Vice President for Equitable Growth, Finance, and Institutions World Bank. Pertemuan tersebut membahas tentang reformasi perpajakan yang ada di Indonesia dan dukungan yang sudah diberikan oleh bank dunia selama ini. Dalam forum diskusi ini, Sri Mulyani memberikan penyampaian bahwa reformasi perpajakan yang ada di Indonesia berjalan dengan lancar, meliputi begitu banyak usaha untuk menunjang kepatuhan perpajakan seperti halnya penerapan e-tax invoice dan e-filing.

Baca Juga: Peningkatan Pendapatan Karena Kenaikan Tarif PPN 2025 Menjadi 12%, Apakah Efektif?

Sri Mulyani menegaskan bahwa reformasi perpajakan ini sangat penting, karena Tujuannya adalah untuk memberikan peningkatan pada efisiensi dan transparansi pada bidang administrasi perpajakan di Indonesia. Sri Mulyani menyatakan dalam unggahannya di media sosial, bahwa perjalanan reformasi pajak yang ada di Indonesia sedang berlangsung dengan baik dan memperoleh dukungan penuh dari banyak pihak, termasuk di dalamnya adalah bank dunia atau World Bank. Terdapat harapan bahwa implementasi core tax ini bisa membawa perubahan yang signifikan pada sistem perpajakan Indonesia.

Dengan adanya sistem yang semakin canggih dan terintegrasi, dapat dipastikan bahwa proses administrasi pajak dapat berjalan dengan lebih akuntabel, efisien, dan transparan. Di sisi lain, sistem baru tersebut juga diharapkan bisa mendorong kepatuhan wajib pajak dan meminimalkan risiko kecurangan dalam pelaporan perpajakan. Sementara itu, CTAS dalam jangka panjang juga dinantikan bisa menyumbang dampak positif untuk perekonomian Indonesia dengan mendorong penerimaan pajak semakin positif, sehingga mendukung pembangunan nasional.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti brevet pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti brevet pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Tags: No tags

Comments are closed.