Pengawasan DJP: Optimasi Penerimaan Pajak Menghadapi Fluktuasi Harga Komoditas

Pengawasan DJP: Optimasi Penerimaan Pajak Menghadapi Fluktuasi Harga Komoditas

Dapat dipastikan bahwa pelatihan pajak akan sangat membantu anda apabila ingin menjadi spesialis di bidang perpajakan, maupun bagi Anda yang merupakan wajib pajak supaya bisa mengelola kewajiban perpajakan dengan semakin efisien lagi. Tidak jarang pelatihan pajak ini diikuti oleh calon konsultan pajak Jakarta maupun orang-orang yang ingin bekerja pada sebuah perusahaan untuk menjadi staf pajak.

Baru saja untuk seseorang yang ingin bekerja di bidang perpajakan mengetahui berbagai berita pajak juga tidak kalah pentingnya. Misalnya dengan mengetahui bahwa Direktorat Jenderal Pajak sedang mengawasi fluktuasi harga komoditas untuk mengoptimalkan penerimaan Pajak Penghasilan badan.

Ulasan berikut ini akan membahas lebih lanjut mengenai berita tersebut, simak terus untuk mengetahuinya.

Kinerja Penerimaan Pajak

Tahun ini terdapat perkiraan pada kinerja penerimaan pajak yang mana akan menghadapi berbagai tantangan, terlebih yang berkaitan dengan penurunan harga komoditas yang selalu menjadi Fokus utama pemerintah untuk mengumpulkan penerimaan perpajakan.  Suryo Utomo selaku Direktur jenderal pajak Kementerian Keuangan, memberikan pernyataan bahwa pada pihak DJP sendiri akan selalu memantau pergerakan harga komoditas yang mana dampaknya adalah pada penerimaan pajak, terlebih adalah pada PPh badan atau Pajak Penghasilan badan.

Pada konferensi pers yang diselenggarakan pada senin 23 Maret lalu di Jakarta, bahwa direktur jenderal pajak mengatakan bahwa pihak Direktorat Jenderal Pajak mempunyai fokus terhadap sektor utama dalam pemantauan fluktuasi harga, yaitu berbagai sektor yang sangat sensitif atas harga komoditas, mulai dari sektor pertambangan hingga sektor industri pengolahan. Di sisi lain, Direktorat Jenderal Pajak pun akan terus mengawasi atas berbagai sektor yang mungkin saja tidak secara langsung terpengaruh atau dipengaruhi oleh harga komoditas.

Suryo pun ikut mengutip suatu pernyataan dari Sri Mulyani yang mana merupakan Menteri Keuangan, yang mengatakan bahwa selain sektor pertambangan dan industri pengolahan, berbagai sektor lainnya yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan badan akan tetap membutuhkan kinerja yang baik di tahun 2023 dan tahun 2024. Penting untuk diketahui bahwa terjadinya realisasi pajak pertambahan nilai badan sampai 15 Maret 2024 ternyata mencapai jumlah Rp55,91 triliun. Tetapi, ternyata angka tersebut bukan merupakan berita yang baik karena penerimaan tersebut mengalami penurunan sebanyak 10,6% apabila dibandingkan pada tahun sebelumnya di periode yang sama.

Baca Juga: Memahami EFIN dalam Kewajiban Pajak: Jenis, Fungsi, dan Cara Mendapatkannya

Penurunan tersebut bisa terjadi karena disebabkan oleh penurunan yang signifikan terhadap harga komoditas di tahun 2023 lalu, yang mana dampaknya secara langsung adalah pada peningkatan restitusi yang terjadi di tahun 2024. Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan memberikan penegasan walaupun Pajak Penghasilan badan Mengalami berbagai penurunan yang disebabkan karena restitusi, yang dilakukan berkaitan dengan permasalahan komoditas, dengan keseluruhan pertumbuhan bruto Pajak Penghasilan badan masih mencapai 7,5%. Kendati demikian, di luar restitusi, pertumbuhan bruto PPh badan ini sudah mencapai angka 7,5%.

Maka dari itu, pihak yang berkaitan akan terus mewaspadai atas adanya fluktuasi harga komoditas yang mana bisa berpotensi untuk berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Sehingga, dengan kondisi seperti ini Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan memberikan himbauan supaya para pihak yang berkaitan harus terus waspada atas komposisi penerimaan negara dan berbagai tekanan yang muncul karena koreksi harga komoditas. Sebelumnya, Fajry Akbar selaku Pengamat Pajak dari Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), memberikan pernyataan bahwa Pelemahan pada sektor pertambangan dan perkebunan diakibatkan oleh penurunan harga komoditas, yang mana mendorong wajib pajak untuk mendapatkan aliran kas untuk memastikan likuiditas perusahaan.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti pelatihan pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Tags: No tags

Comments are closed.