Pajak dan Zakat: Memahami Peran dan Perbedaannya

Pajak dan Zakat: Memahami Peran dan Perbedaannya

Brevet Pajak – Sebagai seorang calon praktisi pajak atau seseorang yang ingin bekerja menjadi konsultan pajak, pastinya sangat penting untuk mengetahui berbagai ketentuan perpajakan yang berlaku. Untuk itu, brevet pajak hadir membantu anda memahami berbagai materi seputar kebijakan perpajakan. Nantinya Anda juga akan mendapatkan sertifikat brevet pajak dan membuktikan bahwa anda memiliki value lebih di bidang perpajakan.

Selain itu, bagi calon konsultan pajak pastinya tidak kalah penting untuk mengetahui berbagai berita seputar perpajakan. Salah satunya adalah keterkaitan antara membayar pajak dan zakat. Ulasan Berikut ini akan lebih lanjut membahas mengenai hubungan antara kedua hal tersebut.

Seorang muslim yang telah dewasa dalam agama Islam dan bekerja, sehingga mempunyai penghasilan yang rutin diterima secara jumlah telah mencapai syarat minimal atau yang disebut dengan nisab, maka wajib untuk mengeluarkan zakat penghasilan atau yang seringkali dikenal dengan zakat profesi. Zakat penghasilan ini adalah bagian dari zakat maal, sebab dikarenakan berbagai jenis harta yang secara substansi atau zatnya didapatkan tidak bertentangan dengan kebijakan agama Islam.

Bagaimana Penghitungan Zakat Penghasilan?

Membayar zakat penghasilan ini bisa dilakukan setiap bulan atau setiap tahun. Tetapi, ada beberapa instansi agama yang memberikan saran bahwa zakat penghasilan ini dibayarkan setiap bulan sesudah memperoleh gaji maupun memperoleh penghasilan. Menurut baznas atau badan amil zakat nasional, di tahun 2024 dan menurut surat keterangan badan amil zakat Nasional Nomor 22 Tahun 2022 mengenai nisab zakat pendapatan dan jasa, kebijakan minimal pendapatan yang telah wajib membayar zakat penghasilan adalah yang memiliki penghasilan bulanan mencapai Rp6.859.934 .

Di sisi lain, juga sudah dilakukan penentuan terhadap nisab zakat penghasilan yang mana sebesar 85 gram emas atau sama dengan rp82.312.725 setiap tahunnya. Lalu, kadar dari zakat penghasilannya adalah. Tetapi, apabila jenis penghasilannya cenderung tidak tetap, maka perhitungannya bisa dilakukan penggabungan selama satu tahun dan dijumlahkan. Bilamana mencapai nisab, maka zakat bisa ditunaikan dalam perhitungan 1 tahun.

Apa Hubungan Antara Pajak dan Zakat?

Baik pajak maupun zakat pastinya mempunyai prinsip yang tidak jauh berbeda. Pajak dan zakat sendiri adalah suatu kewajiban yang menjadi refleksi yang menjadi tanggung jawab bernegara dan tanggung jawab beragama. Tetapi, dalam pandangan institusi agama dan berbagai negara yang mana mayoritasnya muslim berpendapat bahwa zakat ini tidak dapat dijadikan sebagai pajak, begitu pula sebaliknya pajak pun tidak dapat dijadikan sebagai zakat. Seorang ahli fiqih Ibrahim Hussein memberikan penjelasan menurut pandangan Islam mengenai pajak di dunia modern.

Baca Juga: Kebijakan Pengenaan Pajak THR untuk PNS dan Pegawai Swasta

Menurut Ibrahim, pajak merupakan sistem atau aturan yang dibenarkan oleh Islam. Sudah sejak lama sebelum Islam dikenal di dunia, aturan perpajakan sudah lama digunakan pada zaman kuno. Sesudah Islam datang, para tokoh yang berkaitan mengakui bahwa aturan pajak ini memang bermanfaat dan mempunyai manfaat atau maslahat untuk bersama. Tentu saja topik pajak dan zakat sendiri telah sejak lama dibahas dengan detail oleh para ulama pada MUI atau Majelis Ulama Indonesia. Dengan prinsip yang hampir sama tersebut, tidak jarang dari masyarakat yang masih bertanya terkait hubungan antara pembayaran zakat dan pajak, yaitu

Apakah pembayaran pajak dapat mengurangi pembayaran zakat, begitupun sebaliknya Apakah pembayaran zakat bisa mengurangi pembayaran pajak? Dilansir dari situs Kementerian Agama, bahwa pembayaran pajak walaupun besarnya lebih tinggi dibandingkan zakat, tetap tidak dapat dijadikan sebagai pengganti kewajiban zakat. Karena zakat merupakan kewajiban umat Islam yang berdasarkan syarat dan ketentuan Syariah. Sedangkan, pajak merupakan pungutan yang diwajibkan oleh negara dan diatur pada ketentuan perundang-undangan perpajakan.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti brevet pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti brevet pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Tags: No tags

Comments are closed.