Ketahui Alasan Penerimaan Pajak Hingga April 2024 Secara Turun Signifikan

Ketahui Alasan Penerimaan Pajak Hingga April 2024 Secara Turun Signifikan

Kursus pajak dapat membantu anda untuk menguasai berbagai ilmu perpajakan. Terlebih kursus pajak akan memberikan Anda materi mengenai kebijakan perundang-undangan perpajakan. Tentu saja selain mengikuti kelas perpajakan seperti ini, tidak kalah penting bagi anda untuk mengikuti perkembangan berita perpajakan yang sedang hangat diperbincangkan. Seperti halnya pada saat ini bahwa penerimaan pajak sampai bulan April 2024 dinyatakan anjlok, apa yang menjadi penyebabnya? Ulasan berikut ini akan membahas lebih lanjut alasan mengapa penerimaan pajak sampai bulan April tahun 2024 ini turun secara signifikan.

Kemenkeu atau Kementerian Keuangan telah memiliki catatan bahwa PPH badan atau Pajak Penghasilan badan masih terbukti sebagai sumber utama untuk penerimaan pajak sampai bulan April tahun 2024, walaupun kontribusinya sendiri Mengalami penurunan yang signifikan sejumlah 35,5%. Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan memberikan pernyataan bahwa jenis pajak ini telah memberikan sumbangan sebesar 22,1% dari total penerimaan pajak, tetapi hal tersebut dikarenakan profitabilitas korporasi menjadi menurun akibat penurunan harga komoditas, yang menjadi akibat dari penurunan setoran Pajak Penghasilan badan.

Industri pengolahan secara sektoral yang memberikan sumbangan sebesar 26% dari total penerimaan pajak pun, ternyata mengalami kontraksi dengan penurunan sejumlah 13,8%. Dari penurunan tersebut sebabnya adalah karena penurunan Pajak Penghasilan tahunan badan dan adanya restitusi yang meningkat, terlebih pada subsektor logam, industri sawit, dan pupuk. Fajry Akbar selaku Pengamat Pajak dari Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), memberikan penegasan bahwa kinerja penerimaan pajak di bulan April tahun 2024 masih dipengaruhi oleh kinerja buruk Pajak Penghasilan badan. Kondisi perekonomian tahun sebelumnya yaitu 2023, yang mana harga komoditas turun secara signifikan.

Hal ini menjadi penyebab banyaknya korporasi yang melakukan pengajuan penurunan angsuran Pajak Penghasilan badan dan dampaknya adalah pada penerimaan sampai bulan April tahun 2024. Seiring dengan berakhirnya periode penyampaian surat pemberitahuan tahunan badan di akhir bulan April. Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani pun memberikan catatan bahwa penerimaan pajak negara di bulan April tahun 2024 telah mencapai sebesar 31,38% atau setara dengan Rp624,19 triliun dari target anggaran pendapatan dan belanja negara. Pencapaian tersebut memberikan gambaran pada perlambatan dengan adanya persentase penurunan sejumlah 9,20% daripada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Baca Juga: Daftar NPWP Baru? Ternyata Sekarang Tidak Perlu Pemadanan NIK

Pajak penghasilan non migas Mengalami penurunan pula sejumlah 5,43% menjadi sebesar Rp 377 triliun, sementara pajak bumi dan bangunan dan berbagai pajak lainnya juga menurun sebesar 22,59% menjadi Rp 3,87 triliun. Kondisi seperti ini disebabkan karena tagihan pajak di tahun sebelumnya yang tidak terulang dan terdapat penurunan lifting pada Pajak Penghasilan minyak dan gas.

Tetapi, terdapat berbagai sektor yang memberikan Hasil pertumbuhan, seperti Pajak Penghasilan pasal 21 yang sebesar 41,4%, Pajak Penghasilan pasal 22 impor yang tumbuh sebesar 2,8%, Pajak Penghasilan orang pribadi yang tumbuh sebesar 10,5%, Pajak Penghasilan pasal 26 yang tumbuh sebesar 5%, dan Pajak Penghasilan final yang tumbuh sebesar 15,1%.

Selain itu, Pajak Pertambahan Nilai impor juga tumbuh sebesar 0,3%. Kendati demikian, Pajak Penghasilan badan mengalami kontraksi sebesar 35,5 persen dan Pajak Pertambahan Nilai dalam negeri juga turun sebesar 13,9%. Kemudian, pengamat pajak lebih lanjut juga memberikan Penjelasan bahwa penerimaan pajak masih menggambarkan kondisi ekonomi tahun sebelumnya, sebab angsuran Pajak Penghasilan pasal 25 sebagian besar masih mempergunakan besaran di tahun sebelumnya.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti kursus pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti kursus pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Tags: No tags

Comments are closed.