Mengenal Perbedaan Antara Pajak, Retribusi dan Sumbangan

Mengenal Perbedaan Antara Pajak, Retribusi dan Sumbangan

Training Pajak – Perlu diketahui jika selain pajak, ada kewajiban lain dari seorang warga negara, yaitu retribusi dan sumbangan. Pada dasarnya ketiga hal tersebut memang sama-sama bentuk pungutan yang bisa dipaksakan serta digunakan dengan tujuan kesejahteraan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun, apa sebenarnya perbedaan dari pajak, retribusi dan juga sumbangan?

Mengenal Pajak

Pajak ialah iuran yang harus Anda setorkan ke negara yang bersifat wajib. Apabila iuran tersebut tidak disetorkan, maka wajib pajak akan dikenakan sanksi atas ketidaktaatan penyetoran pajak.

Pajak terbagi menjadi 2 kategori besar, yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat. Jadi, sebagian besar Pajak Pusat tersebut dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak dan Kementerian Keuangan.

Sementara itu, Pajak Daerah telah diatur oleh pemerintah dari daerah yang mencakup provinsi dan juga kabupaten/kota. Dalam mengurus Pajak Daerah, Anda nantinya akan diarahkan ke Kantor Dinas Pendapatan Daerah ataupun kantor lainnya yang dinaungi oleh pemerintah daerah setempat.

Mengenal Retribusi

Perlu diketahui jika contoh sederhana dari retribusi ialah iuran sampah atau bayar parkir. Sama dengan pajak yang telah diatur dalam undang-undang, retribusi juga telah dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 terkait dengan Retribusi.

Mengacu pada peraturan tersebut, retribusi merupakan pungutan atas jasa maupun izin yang diberikan pemerintah daerah demi kepentingan pribadi ataupun badan. Pengelola retribusi tersebut ialah Dinas Pendapatan Daerah. Untuk retribusi sendiri, Anda akan memperoleh timbal balik secara langsung terhadap pungutan atau kewajiban yang sudah Anda tuntaskan.

Retribusi sendiri terbagi menjadi 3, yaitu: Retribusi jasa umum., retribusi jasa usaha. dan juga retribusi perizinan.  Retribusi jasa umum ialah retribusi pelayanan kesehatan hingga pelayanan pendidikan. Sementara itu, retribusi jasa usaha seperti tempat parkir sampai dengan tempat-tempat perdagangan. Selanjutnya, retribusi perizinan berhubungan dengan kepentingan perizinan,, seperti pendirian pembangunan.

Mengenal Sumbangan

Selain pajak, istilah yang mungkin terdengar familiar ialah sumbangan. Sumbangan sifatnya tidak wajib atau tidak memaksa. Penerima sumbangan sendiri juga lebih beragam, bisa juga pemerintah, namun juga bisa dari yayasan, lembaga kemanusiaan ataupun semacamnya.

Baca Juga: Bagaimana Ketentuan Pajak untuk Kepala Daerah?

Contoh sederhananya, sebuah lembaga pendidikan memiliki rencana untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan sekolah yakni dengan melakukan penggalangan dana. Penggalangan dana tersebut dilakukan melalui cara sumbangan, bukan melalui pungutan. Ini berarti, sifatnya tidak memaksa atau bersifat sukarela.

Jadi kesimpulannya, pajak sifatnya wajib dan akan ada sanksi hukum apabila Anda tidak menyetor serta melapor pajak. Dalam pajak, timbal balik tidak akan dirasakan secara langsung sebab dampak dari ketaatan Anda terhadap pajak bisa dilihat dari bagaimana berjalannya pembangunan di Indonesia.

Retribusi juga bersifat wajib serta akan ada sanksi hukumnya apabila tidak menyetorkannya. Pada umumnya, yang memungut retribusi tersebut dapat berasal dari lembaga pemerintah ataupun perseorangan yang dinaungi oleh pemerintah. Begitu Anda menyetorkan retribusi, maka saat itu pula Anda akan merasakan manfaat atau timbal baliknya.

Berbeda dengan pajak serta retribusi, sumbangan bersifat sukarela dan tidak memaksa. Tidak terdapat sanksi dalam bentuk apapun apabila Anda tidak memberikan sumbangan. Tapi apabila Anda berkontribusi untuk memberikan sumbangan, sudah pasti hal tersebut akan membawa dampak baik untuk Anda maupun untuk orang lain yang memang jauh lebih memerlukan.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti training pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti training pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Benarkah Terdapat Pajak Cashback dari Marketplace?

Benarkah Terdapat Pajak Cashback dari Marketplace?

Brevet pajak merupakan kegiatan yang sangat penting diikuti oleh siapa pun yang ingin mengetahui lebih banyak tentang perpajakan. Bahkan untuk para wajib pajak sendiri juga sangat disarankan mengikuti brevet pajak tersebut, supaya bisa melakukan pengelolaan pajak dengan lebih efektif dan efisien. Juga tak terkecuali untuk pengusaha kena pajak yang mungkin saja pada saat ini, sedang menggencarkan bisnisnya dengan memanfaatkan e-commerce atau marketplace.

Tentu saja para pengusaha kena pajak harus tahu berbagai informasi tentang perpajakan, agar nantinya ketika melakukan pembayaran pajak tidak mengalami kesalahan berakhir pada terkena sanksi pajak. Namun, benarkah terdapat pajak cashback dari marketplace?

Cashback adalah sebuah penawaran yang tersedia untuk pembeli, yang mana nantinya akan didapatkan pembeli dari persentase pengembalian uang digital atau uang tunai, maupun yang diberikan sebagai sebuah produk. Tetapi, dengan memenuhi ketentuan dan syarat yang berlaku dan yang sudah ditentukan oleh pihak penyelenggara cashback. Pada saat ini, pemberian cashback sudah tidak jarang lagi ditemukan dan juga telah banyak variasinya.

Cara tersebut juga dipakai oleh para penjual, supaya pembeli di lain waktu akan melakukan order ulang kepada ada pihak yang memberikan promo cashback ini. Telah ada begitu banyak online shop, juga jenis marketplace yang hadir di Indonesia dan mereka membuka kesempatan untuk para pembeli supaya memperoleh cashback yang beraneka ragam.

Beberapa orang mungkin masih menganggap bahwa cashback atau diskon itu adalah hal yang sama, meskipun padahal kedua hal tersebut memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Diskon merupakan potongan harga yang diberikan secara langsung ketika terdapat transaksi. Sedangkan, keuntungan adalah suatu kredit yang bisa digunakan untuk pembelian berikutnya dan ini disebut sebagai cashback.

Jika dilihat dari definisinya maka cashback ini lebih mengarah pada penghasilan lain-lain. Tentunya sebagian orang yang berpikir mungkin saja penghasilan dari cashback tersebut dibebankan pajak. Apakah benar memang terdapat pajak cashback pada suatu marketplace? Apakah nantinya cashback yang sudah diperoleh dari marketplace dibebankan pajak?

Pada dasarnya, cashback marketplace memang termasuk dalam kategori penghasilan. Tetapi menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-11/PJ/2015 mengenai pengenaan pajak penghasilan terhadap hadiah dan penghargaan, kategori cashback marketplace ini tidak ada dalam hal tersebut. Sehingga, bisa dikatakan bahwa pajak cashback dari marketplace ini belumlah ada.

Baca Juga: Penerimaan Pajak yang Bisa Dipengaruhi Pajak Minimum Global

Hanya ada 4 jenis hadiah yang dibebankan pajak, yakni hadiah atau penghargaan perlombaan, hadiah yang berkaitan dengan jasa atau pekerjaan, hadiah dari undian doorprize, serta hadiah atau penghargaan yang berkaitan dengan imbalan prestasi. Kemudian, apabila menurut pasal 4 ayat 1 dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-11/PJ/2015 mengenai pengenaan pajak penghasilan terhadap hadiah dan penghargaan.

Maka, cashback yang berlaku diberikan pada semua konsumen dan tidak dilakukan pengundian ketika melakukan transaksi pembelian, sehingga tidak akan dipotong pajak. Sebenarnya, apabila dipelajari lebih jauh, terdapat dua jenis cashback yang ada di Indonesia, yaitu cashback dengan syarat dan ketentuan dan cashback tanpa adanya syarat dan ketentuan.

Tetapi, memang sejauh ini pada objek pajak cashback di Indonesia masih termasuk dalam area yang masih kurang jelas atau abu-abu kepastiannya. Bisa dikatakan jika cashback adalah sebuah penghasilan yang bisa diterima oleh wajib pajak, sesudah melakukan transaksi jual-beli terhadap jasa atau barang, yang berdampak pada penambahan harta maupun kekayaan yang dimiliki oleh wajib pajak.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti brevet pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti brevet pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Bagaimana Ketentuan Pajak untuk Kepala Daerah?

Bagaimana Ketentuan Pajak untuk Kepala Daerah?

Kursus Pajak – Kepala daerah dalam konteks Indonesia memiliki berbagai sebutan sesuai daerah yang ditempatinya. Seperti kepala daerah provinsi disebut sebagai gubernur, kepala daerah kabupaten disebut bupati, dan kepala daerah kota disebut wali kota. Kepala daerah tentu akan selalu dibantu oleh seorang wakil kepala daerah.

Kepala daerah mempunyai berbagai tugas, seperti halnya memimpin pelaksanaan berbagai urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan serta kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD. Mereka juga memiliki tugas untuk menyusun dan mengajukan berbagai rancangan Perda terkait dengan RPJPD dan rancangan Perda mengenai RPJMD kepada DPRD, dan masih banyak tanggung jawab lainnya.

Objek Pajak Penghasilan Kepala Daerah

Mengacu pada pengertian dalam Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan, yang bisa dikategorikan sebagai objek pajak penghasilan adalah tiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau didapatkan oleh kepala daerah selaku wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia yang bisa dikonsumsi serta menambah kekayaan.

Adapun, penghasilan yang dikenakan pajak tersebut berlaku terhadap seluruh penghasilan dengan nama serta bentuk apapun. Dengan begitu, imbalan yang diperoleh oleh kepala daerah atas pekerjaan yang diemban adalah berupa gaji dan juga tunjangan yang bisa dikategorikan sebagai objek pajak penghasilan.

Dasar Pengenaan Pajak Kepala Daerah

Untuk bisa menghitung jumlah pajak terutang, pemotong PPh Pasal 21 terlebih dahulu harus mengetahui dasar pengenaan pajak (DPP) yang akan dijadikan sebagai acuan perhitungan PPh Pasal 21 terutang. Seluruh penghasilan tersebut berupa gaji dan juga tunjangan yang akan dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah penghasilan bruto kepala daerah.

Dari penghasilan bruto, kemudian akan dikurangi dengan beberapa pengurang seperti halnya jaminan asuransi, dana pensiun, dan juga biaya jabatan. Sementara itu, ketentuan terkait biaya jabatan adalah 5% dari penghasilan bruto serta maksimal Rp600.000 per tahunnya atau Rp50.000 per bulan.

Sesudah dikurangi dengan sejumlah komponen tersebut di atas, maka akan ditemukan penghasilan neto.  kemudian, penghasilan neto tersebut perlu dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak (PTKP). Penghasilan Tidak Kena Pajak tersebut didasarkan pada surat pernyataan tanggungan keluarga dimana yang membuatnya ialah kepala daerah.

Baca Juga: Sektor yang Berkontribusi Menyumbang Pajak Terbesar di Indonesia

Rincian PTKP tersebut disesuaikan dengan status kepala daerah yang bersangkutan,yakni sebagai berikut:

  • Atas diri sendiri wajib pajak orang pribadi dengan nilai PTKP Rp54.000.000
  • Tambahan untuk wajib pajak kawin yakni dengan nominal PTKP 4.500.000
  • Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung penghasilan suami yakni dengan besaran PTKP 54.000.000
  • Tambahan untuk setiap tanggungan dengan besaran PTKP Rp4.500.000

Setelah penghasilan neto tersebut dikurangi dengan PTKP, langkah berikutnya adalah mengalikan dengan tarif PPh sesuai Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan. Adapun, besarannya ialah sebagai berikut:

  • Untuk penghasilan Rp0-Rp60.000.000 yakni dengan tarif 5%
  • Untuk penghasilan Rp60.000.000-Rp250.000.000 yaitu dengan tarif 15%
  • Untuk penghasilan Rp250.000.000-Rp500.00.000 dengan tarif 25%
  • Untuk penghasilan Rp500.000.000-Rp5.000.000.000 dengan tarif 30%]
  • Sementara itu, untuk yang lebih dari Rp5.000.000.000 tarif 35%.

Jika ada penghasilan tidak tetap yang diterima oleh kepala daerah sekali didalam setahun berupa tunjangan hari raya (THR), maka perhitungannya adalah selisih lebih PPh terutang termasuk juga bonus dikurangi dengan PPh terutang tanpa bonus.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti kursus pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti kursus pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Penerimaan Pajak yang Bisa Dipengaruhi Pajak Minimum Global

Penerimaan Pajak yang Bisa Dipengaruhi Pajak Minimum Global

Pelatihan Pajak – Pajak merupakan salah satu sumber dana terbesar bagi penerimaan negara. Hal inilah yang membuat berbagai pembangunan negara tetap stabil dan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. Maka dari itu, semua rakyat Indonesia tanpa terkecuali harus memahami betapa pentingnya melakukan kewajiban perpajakan.

Sehingga, inilah alasan mengapa pelatihan pajak sangat penting diberikan sejak dini. Pelatihan pajak dilakukan supaya bisa menanamkan nilai bahwa pajak adalah kewajiban yang yang harus dilaksanakan Ketika nanti sudah menginjak dewasa dan perannya yang sangat penting untuk sebuah negara. Tentu saja sebagai masyarakat juga tidak kalah penting untuk mengetahui berbagai informasi perpajakan yang ada.

Seperti halnya tentang pajak minimum global yang berarti nilai pajak yang dibebankan terhadap Setiap perusahaan multinasional, baik itu perusahaan domestik yang mempunyai penghasilan dari luar negeri. Penerapan pajak yang satu ini pasti mempunyai tujuan pada ada tahap memastikan Setiap perusahaan multinasional yang berperan sebagai wajib pajak ini melakukan penyetoran kewajiban perpajakannya. Atau setidaknya pada tingkat minimum yang ada di kantor pusat dan yuridiksi manapun perusahaan itu berjalan atau beroperasi. Lalu, apakah penerimaan pajak minimum global ini Bisa mempengaruhi penerimaan pajak terhadap suatu negara?

Perlu Anda ketahui bahwa pajak minimum Global yang seringkali diketahui adalah terdapat dua pilar utama yang menjadi pondasinya untuk pemberlakuan pajak itu sendiri. Tetapi pada hal yang satu ini pilar yang mempunyai pengaruh terhadap penerimaan pajak negara adalah pilar 2 : Global Anti Base Erosion atau yang biasa disebut dengan GloBE.

Kebijakan pajak minimum global adalah suatu kesepakatan yang akan menghasilkan dampak pada sektor investasi, sekaligus kompetisi penurunan tarif dalam perpajakan antar yurisdiksi, yang mana tarif pajak korporasi dibebankan sebesar 15%. Tarif yang sudah ditentukan itu pastinya akan berpengaruh terhadap peta kompetisi penurunan tarif dari pada pajak secara global dan sektor investasinya pada masing-masing negara yang akhirnya akan berhubungan dengan penerimaan pajak.

Organisation for Economic Cooperation and Development atau biasa disebut dengan OECD sudah mengelola ketentuan terhadap pilar yang mana penerimaan yang terjadi di atas EUR 750 juta untuk per tahunnya. Sehingga, perusahaan yang telah terpilih sebagai wajib pajak maka wajib melaksanakan pemenuhan kewajiban pajaknya dengan tarif minimum atau setara dengan 15% dimana juga wilayah perusahaan itu beroperasi.

Baca Juga: Dua Sumber Dana Paling Besar Penerimaan Pajak di Indonesia

Tepatnya pada tahun 2022 bulan Oktober, Indonesia juga menjadi salah satu negara yang menyetujui pula kedua pilar yang mendasari sistem pajak ini. Kesepakatan terhadap pilar ini pastinya sudah disepakati untuk tahun 2023 sebagai common approach dalam penerapannya yurisdiksi juga melakukan pola penyesuaian kebijakan maupun peraturan yang ada di masing-masing negara yang menyetujui kesepakatan ini.

Menurut dalam ketentuan UU HPP (Undang-Undang Harmonisasi Perpajakan) No. 7 Tahun 2022 dimana telah disebutkan bahwa kebijakan atau ketentuan itu telah terbuka saat melakukan penerapan pajak minimum global. Dengan berdasar pada undang-undang pajak penghasilan atau UU PPh pasal 32A pemerintah juga sudah memberikan otoritas pada pelaksanaan maupun pembentukan kesepakatan dalam bidang perpajakan.

Baik pelaksanaannya dilakukan secara multilateral maupun bilateral dalam Tax Treaty. Selain itu, juga terhadap penghindaran pajak berganda sampai pada tahap pertukaran informasi pajak dan kerjasama kepada berbagai komponen pajak yang lain. Tentu saja pelaksanaan perpajakan yang satu ini sangat penting distribusi dari para wajib pajak badan.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti pelatihan pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Sektor yang Berkontribusi Menyumbang Pajak Terbesar di Indonesia

Sektor yang Berkontribusi Menyumbang Pajak Terbesar di Indonesia

Brevet Pajak – Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan Indonesia yang sangat penting, terutama untuk membiayai pembangunan. Setelah dibayarkan, pajak akan kembali serta bisa dinikmati hasilnya oleh masyarakat. Tapi, kira-kira sektor apakah yang menjadi penyumbang pajak terbesar di Indonesia?

Sektor pemberi sumbangan pajak terbesar untuk Indonesia memang sering berubah. Tapi, terdapat beberapa sektor yang memang menjadi langganan penyumbang pajak terbesar. Mengacu pada laporan APBN KITA edisi Agustus 2022, penerimaan pajak Indonesia telah mencapai Rp1.028,46 triliun, atau 69,26 persen dari target yang telah ditetapkan untuk tahun 2022 yakni pada angka Rp1.484,96 triliun. Secara tahunan pun, angka tersebut meningkat sampai dengan 58,79 persen dari penerimaan pajak pada periode yang sama tahun 2021.

Mengacu pada laporan APBN KITA edisi Agustus 2022, berikut lima sektor yang berkontribusi dalam menyumbang pajak terbesar di Indonesia:

Industri Pengolahan

Tidak berbeda dari sebelumnya, industri pengolahan/manufaktur masih ada pada posisi pertama sektor yang mampu menyumbang pajak terbesar untuk Indonesia. Dalam laporan edisi Agustus 2022, industri manufaktur sendiri telah tercatat berkontribusi sampai dengan 29,8 persen dari pajak yang telah diterima.

Sementara itu, di periode Januari-Juli 2022, sektor tersebut bertumbuh secara tahunan yakni sebesar 52,2 persen. Sesuai dengan laporan yang disajikan, sektor ini juga termasuk sebagai sektor yang diuntungkan oleh momentum pemulihan ekonomi serta kenaikan harga komoditas, ketika angka pandemi Covid-19 mulai menurun.

Perdagangan

Sektor selanjutnya yang berkontribusi besar didalam penerimaan pajak negara ialah perdagangan, dengan capaian kontribusi sampai dengan 23,4 persen. Secara tahunan, kinerja kumulatif sektor tersebut pada tahun 2022 telah mencapai 66,3 persen dari tahun sebelumnya.

Laporan APBN kita edisi Agustus juga menyatakan jika sektor perdagangan sebagai sektor yang untung ketika momentum pemulihan ekonomi serta kenaikan harga komoditas terjadi, sejak masa pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Perdagangan menjadi sektor yang menyalurkan barang hingga ke tangan konsumen.

Jasa Keuangan & Asuransi

Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi ada pada urutan ketiga sektor yang berkontribusi besar dalam menyumbang pajak terbesar di Indonesia. Jika dilihat dari total pajak yang diterima, sektor tersebut telah menyumbang sekitar 11,2 persennya. Walaupun demikian, pertumbuhan tahunan penerimaan pajak dari sektor tersebut untuk bulan Januari-Juli tidak terlalu besar, yaitu hanya sekitar 15,1 persen dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: Mengenal Pajak Royalti Secara Lebih Mendetail

Pertambangan

Pertambangan menjadi sektor yang mengalami pertumbuhan kinerja kumulatif yang tergolong paling signifikan jika dibandingkan  dengan sektor lainnya. Walaupun demikian, kontribusi sektor tersebut terhadap penerimaan pajak baru mencapai sekitar 9,4 persen serta menempatkan sektor tersebut di urutan keempat.

Pertumbuhan kinerja kumulatif sektor tersebut dari bulan Januari-Juli 2022 mampu menghasilkan angka yang sangat besar, yakni sampai dengan 262,1 persen dari tahun sebelumnya. Seperti halnya manufaktur dan juga perdagangan, pertumbuhan besar pajak di sektor tersebut juga didukung oleh momentum kenaikan harga komoditas pertambangan yang terjadi secara global.

Konstruksi dan Real Estat

Sektor berikutnya yang menjadi penyumbang terbesar pajak Indonesia ialah konstruksi dan juga real estat. Berdasarkan data yang diperoleh, sektor tersebut menyumbang sampai dengan 4,1 persen dari keseluruhan penerimaan pajak negara hingga bulan Juli 2022. Pertumbuhan penerimaan pajak pada sektor ini dari Januari-Juli 2022 tumbuh sekitar 12,2 persen dari tahun sebelumnya.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti brevet pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti brevet pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Dua Sumber Dana Paling Besar Penerimaan Pajak di Indonesia

Dua Sumber Dana Paling Besar Penerimaan Pajak di Indonesia

Training pajak tersedia untuk orang-orang yang ingin memperoleh materi maupun informasi seputar perpajakan. Mulai dari perpajakan dasar hingga perpajakan lanjutan dengan detail, karena training pajak tersebut akan dilatih oleh mentor yang telah berpengalaman secara resmi di bidang perpajakan.

Tentu saja selalu update mengenai informasi perpajakan merupakan suatu keharusan bagi seluruh rakyat negara, supaya lebih sadar akan betapa pentingnya perpajakan. Menginjak pada bulan Agustus Tahun 2022 pemungutan pajak negara berhasil mencapai Rp1171,8 triliun, dimana pemungutan pajak tersebut meningkat sebesar 58,1% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Direktur jenderal pajak (DJP) Kementerian Keuangan, Suryo Utomo mengatakan bahwa implementasi UU No. 7 Tahun 2021, berkaitan dengan harmonisasi peraturan perpajakan atau UU HPP merupakan salah satu pendorong utama dari penerimaan pajak. Terlebih yang telah mulai dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2002 dua.

Terutama yang berkaitan dengan ruang lingkup undang-undang harmonisasi perpajakan yang terdiri dari program keterbukaan sukarela atau disebut dengan PPS, serta kenaikan PPN yang sebesar 11% dari yang awal mulanya 10% mulai dari bulan April 2022. Suryo juga mengatakan pada Konferensi Pers di Dirjen Pajak, Jakarta, Kamis 2022, bahwa program PPS yang berakhir pada bulan Juni 2022 dan penyesuaian pajak pertambahan nilai adalah 2 kontribusi perpajakan yang paling penting.

Menurutnya, bulan Juni adalah bulan yang terbaik karena merupakan batas waktu dari program keterbukaan sukarela. Pada beberapa bulan yang lainnya, terlebih pada Juni sampai Agustus relatif turun lebih tipis lagi. Hal tersebut dikarenakan harga komoditas yang menjadi fluktuatif. Disamping itu, Direktur jenderal pajak juga tidak memungkiri bahwa kenaikan harga dari komoditas yang ada pada pasar domestik dan internasional pun memiliki dampak yang besar terhadap penerimaan pajak sampai bulan Agustus tahun 2022. Memang harga komoditas cukup berpengaruh dari bulan Agustus sampai September 2022. Tren harga komoditas tersebut telah tertuang dalam pajak penghasilan.

Jadi, ada semacam distribusi pembebanan pajak yang seragam dari waktu ke waktu, disebabkan adanya komoditas harga yang naik. Suryo juga sangat optimis untuk bisa menjangkau target pemungutan pajak hingga akhir tahun nantinya, seperti halnya yang tertuang dalam Perpres  (Peraturan Presiden) Nomor 98 Tahun 2022 yang sebanyak Rp1,6 triliun.

Baca Juga: Pengusaha Kena Pajak Juga Berkewajiban Lapor SPT Masa PPN

Direktorat Jenderal Pajak memiliki catatan bahwa pemungutan hasil dari pungutan pajak, hingga semester 1 tahun 2022 memiliki kurva yang sangat positif, dengan realisasi sebesar Rp868,3 Triliun. Hal tersebut ternyata naik sampai 55,7% dari tahun ke tahun dan mencapai 58,5% dibandingkan target pengumpulan pajak seperti halnya Peraturan 98 Presiden Tahun 2022.

Secara spesifik, pencapaian dari pemungutan perpajakan ini berasal dari pajak penghasilan non migas yang mencapai Rp519,6 triliun yang berarti setara dengan target awalnya yaitu 69,4%. Kemudian, pada Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Barang Mewah mencapai sebesar Rp300,9 triliun atau berarti meningkat 47,1% dari rencananya.

Selanjutnya untuk sektor Migas sendiri mencapai Rp 43 triliun yang berarti meningkat 66,6% dibandingkan targetnya. Kemudian, untuk pertumbuhan bersih kumulatif dari semua pajak sebagian besar positif, misalnya PPh pajak 22 impor yang meningkat sebesar 236,8%, PPh 21 yang meningkat sebanyak 19%, dan PPh orang pribadi yang meningkat sebesar 10,2%.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti Training pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti Training pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Mengenal Pajak Royalti Secara Lebih Mendetail

Mengenal Pajak Royalti Secara Lebih Mendetail

Pelatihan Pajak – Pajak merupakan bentuk kontribusi wajib warga negara yang sifatnya memaksa sesuai dengan undang-undang perpajakan. Oleh sebab itu, membayar pajak menjadi sebuah keharusan yang tidak boleh diabaikan oleh setiap wajib pajak. Selain itu, setiap wajib pajak juga harus memahami berbagai aspek serta ketentuan pajak yang berlaku. Misalnya tenaga kreatif, penulis, serta musisi mempunyai pendapatan yang berbentuk royalti, sehingga atas royalti yang mereka dapatkan tersebut akan dikenakan pajak royalti. Royalti bisa dikatakan sebagai uang yang diterima oleh seseorang atas karya intelektualnya.

Royalti merupakan jenis penghasilan yang dijadikan sebagai objek pajak. Dengan demikian, pajak royalti merupakan pungutan wajib yang dikenakan terhadap penghasilan atas royalti yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan.

Tarif dan Saat Terutang Pajak Royalti

Berdasarkan Undang – Undang Pajak Penghasilan (UU PPh), pajak atas royalti yang diterima akan masuk ke dalam elemen Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23. Selain itu, sesuai dengan PMK No.141/PMK.03/2015 tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 besarnya ialah 15% dari penghasilan bruto, dan juga bersifat tidak final. Tarif tersebut dikenakan terhadap nilai Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atau dari jumlah bruto dari penghasilan yang diterima.

Dalam hal ini, royalti yang dimaksud ialah jenis royalti atas subjek pajak dalam negeri baik orang pribadi ataupun badan termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT). Pengenaan tarif PPh Pasal 23 sebesar 15% tersebut berlaku apabila wajib pajak tersebut sudah mempunyai NPWP. Tapi, pemotongan pajak jenis tersebut dikecualikan untuk pihak bank sebagai subjek dalam negeri.

Lantas bagaimana jika tidak mempunyai NPWP? Tarif PPh Pasal 23 akan dinaikkan menjadi 30% atau 100% dari tarif yang telah ditetapkan didalam ketentuan PPh Pasal 23. Dalam hal ini Dasar Pengenaan Pajak (DPP) ialah jumlah bruto royalti yang terutang atau yang kita bayarkan dengan nama dalam bentuk apa pun.

Sementara, mengacu pada Pasal 26 ayat 1 UU PPh bahwa atas penghasilan berupa royalti yang diterima oleh subjek pajak luar negeri dari WP dalam negeri akan terkena Pajak Penghasilan (PPh) 26 dengan besar 20% dari jumlah bruto, atau akan disesuaikan dengan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B).

Baca Juga: Pentingnya Mengikuti Kursus Brevet Pajak untuk Wajib Pajak Hingga Karyawan

Dalam hal tersebut, subjek pajak luar negeri tersebut tidak mempunyai kewajiban pelaporan SPT di Indonesia. Sementara itu, wajib pajak dalam negeri yang membayarkan royalti tersebut mempunyai kewajiban memotong, menyetorkan, serta melaporkan SPT Masa PPh Pasal 26 terhadap transaksi tersebut. Pajak royalti sendiri terutang ketika penandatanganan kontrak atau faktur atas royalti.

Pemotongan dan Pelaporan Pajak Royalti

Jika kita membayarkan royalti pada pihak penerima royalti, maka terdapat beberapa hal yang harus di lakukan, yakni melakukan pemotongan PPh Pasal 23 terhadap royalti sebesar 15% dari jumlah bruto serta membuat bukti potong PPh Pasal 23. Selanjutnya, melakukan penyetoran PPh Pasal 23 atas royalti yakni dengan membuat kode billing yang kode akun pajaknya 411124 serta kode jenis setoran 103.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti pelatihan pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Pengusaha Kena Pajak Juga Berkewajiban Lapor SPT Masa PPN

Pengusaha Kena Pajak Juga Berkewajiban Lapor SPT Masa PPN

Kursus Pajak – Seorang wajib pajak bukan hanya memiliki kewajiban yang berkaitan dengan pembayaran dan perhitungan pajak saja, namun juga termasuk untuk melakukan pelaporan pajak. Tentu saja melakukan berbagai kewajiban pajak tersebut perlu adanya pengetahuan khusus. Supaya terhindar dari lalai terhadap pajak atau kesalahan kesalahan ketika melakukan kewajiban perpajakan. Maka, solusi yang paling tepat adalah dengan mengikuti kursus pajak. Kursus pajak merupakan aktivitas pembelajaran pajak yang bisa diikuti oleh siapapun, nantinya akan memperoleh berbagai materi serta informasi yang berkaitan dengan dunia perpajakan.

Seperti halnya ketika seorang pelaku bisnis telah ditetapkan sebagai wajib pajak badan sebagai PKP, tentu saja mempunyai kewajiban untuk melakukan pelaporan pajak. Pelaporan pajak biasanya bisa dilakukan dengan melakukan penyampaian surat pemberitahuan atau SPT masa PPN. Supaya Anda bisa memahami lebih lanjut tentang kewajiban seorang pengusaha kena pajak untuk melaporkan SPT masa PPN, Berikut ini adalah ulasannya.

SPT (Surat Pemberitahuan)

SPT atau surat pemberitahuan adalah sebuah surat yang dipergunakan oleh wajib pajak untuk melakukan pelaporan pajak terhadap pembayaran dan/atau perhitungan pajak terhadap baik itu objek pajak maupun yang bukan objek pajak, serta harta dan kewajiban perpajakan lain seperti yang telah tercantum dalam aturan perundang-undangan pajak.

Surat pemberitahuan wajib untuk diisi oleh setiap wajib pajak dengan benar, jelas, dan lengkap. Penulisan dalam surat pemberitahuan tersebut menggunakan huruf latin, bahasa Indonesia, angka Arab, dan satuan mata uang rupiah. Lalu, surat pemberitahuan tersebut ditandatangani dan disampaikan kepada Kantor Pelayanan Pajak atau yang biasa disebut dengan KPP tempat wajib pajak tersebut dikukuhkan.

SPT atau surat pemberitahuan, umumnya meliputi SPT masa dan SPT tahunan. Selain itu, juga terdapat SPT masa yang merupakan surat pemberitahuan Yang dilaporkan pada suatu masa pajak. Sedangkan SPT tahunan merupakan SPT yang akan dilaporkan suratnya pada satu tahun pajak atau bagian tahun pajak. Di samping itu, apabila dilihat dari jenis pajaknya sendiri maka SPT ini terdiri dari SPT PPN dan SPT PPh. Ulasan berikut ini akan membahas lebih jauh mengenai SPT masa PPN. Selanjutnya, fungsi dari SPT untuk pihak wajib pajak PPh yakni berperan untuk sarana pelaporan dan pertanggungjawaban untuk Perhitungan jumlah pajak yang telah terutang.

Baca Juga: Berbagai Akibat yang Akan Terjadi Jika Tidak Membayar Pajak

Selain itu, itu juga untuk melakukan pelaporan tentang pelunasan atau pembayaran pajak, penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak serta harta maupun kewajiban dan pembayaran dari pemungut atau pemotong pajak. Pada dasarnya, fungsi dari SPT untuk pihak bank yakni adalah untuk sarana melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan dari jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai Barang Atas Mewah yang terutang. Peserta juga dipergunakan untuk melaporkan tentang pengkreditan Pajak Masukan pada Pajak Keluaran dan pembayaran maupun pelunasan pajak yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak.

Sementara itu, fungsi SPT atau surat pemberitahuan untuk pemungut atau pemotong pajak pemungut atau pemotong pajak adalah untuk sarana sebagai pelaporan dan pertanggungjawaban pajak yang sudah dipungut atau dipotong dan melaporkan pajak yang sudah disetorkan.

Surat pemberitahuan masa PPN Biasanya berupa suatu formulir yang dipergunakan oleh pengusaha kena pajak untuk melakukan pelaporan terhadap Perhitungan jumlah pajak baik untuk melapor PPnBM atau PPN yang terutang. Selain untuk melaporkan pelunasan maupun pembayaran pajak, SPT masa PPN ini juga dipergunakan untuk melaporkan kewajiban dan harta, juga penyetoran pajak dari pemungut atau pemotong.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti kursus pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti kursus pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Pentingnya Mengikuti Kursus Brevet Pajak untuk Wajib Pajak Hingga Karyawan

Pentingnya Mengikuti Kursus Brevet Pajak untuk Wajib Pajak Hingga Karyawan

Training Pajak – Bagi seseorang yang berkecimpung dalam dunia keuangan terutama perpajakan, sangat penting untuk memahami terhadap teori dasar sampai dengan tahap praktik dalam perpajakan. Ketika Anda mengikuti brevet pajak, tentu saja Anda akan lebih mudah dalam memahami materi terkait perpajakan sehingga Anda bisa mempraktekkannya untuk menyusun rencana, laporan, dan juga perhitungan pajak yang berlaku.

Disamping itu, Anda juga akan memahami terkait perubahan-perubahan yang mungkin terjadi didalam sistem perpajakan. Nantinya pengetahuan yang Anda peroleh dari mengikuti kursus brevet pajak bisa membantu Anda untuk meraih pekerjaan sebagai konsultan pajak. Atau meningkatkan kemampuan Anda saat bekerja.

Selain itu, kursus brevet pajak nantinya juga bisa membantu Anda dalam mempersiapkan Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP). Dimana USKP sendiri ialah ujian sertifikasi yang dibutuhkan untuk menjadi konsultan pajak. Disamping itu, ada beberapa manfaat yang bisa Anda peroleh, diantaranya:

  1. Secara umum, kelas brevet akan membantu para Wajib Pajak untuk memahami terkait pajak. Sehingga, diharapkan masing-masing pribadi bisa menyusun perencanaan pajak untuk dirinya sendiri dengan baik.
  2. Memberikan pelatihan teknis terkait dengan pelaporan serta perhitungan pajak.
  3. Kursus brevet turut melatih wajib pajak supaya mereka lebih siap dalam menghadapi USKP.
  4. Pelatihan brevet juga membantu seseorang yang ingin berkarir sebagai konsultan pajak, baik untuk diri sendiri ataupun orang lain. Apabila peserta merupakan seorang konsultan, pelatihan pajak tersebut bisa meningkatkan pemahamannya terkait dengan pajak serta menambah kualitasnya.
  5. Untuk para peserta yang merupakan fresh graduate, mengikuti kursus brevet bisa dijadikan sebagai sebuah tambahan pengalaman yang bisa diperhitungkan ketika akan melamar kerja. Sertifikat kelulusan kursus brevet tentu saja bisa dijadikan sebagai lampiran pendukung yang meyakinkan ketika akan melamar kerja.
  6. Untuk peserta yang merupakan karyawan entry level, pelatihan brevet juga bisa membantu menambah pengetahuan yang menunjang pekerjaan dan juga kariernya dalam perusahaan.
  7. Sedangkan, untuk peserta yang merupakan karyawan dengan posisi lebih tinggi, maka kelas brevet akan membantunya dalam mengontrol kinerja tim yang mengelola pajak serta keuangan perusahaan dengan lebih baik.

Baca Juga: Apa Saja Peranan Staf Pajak?

Sehingga tidak ada alasan lagi bagi Anda untuk tidak mengikuti Kursus Brevet Pajak karena banyaknya manfaat yang bisa Anda dapatkan seperti tersebut diatas. Lantas bagaimana cara memilih penyelenggara brevet pajak yang profesional?

Tips Memilih Penyelenggara Pelatihan Brevet Pajak

Terdapat banyak lembaga yang turut membuka kelas brevet. Hal ini tentu akan memudahkan para calon peserta untuk memperoleh kesempatan belajar pajak. Tapi sebelum mendaftar, terdapat beberapa tips yang perlu diperhatikan, diantaranya:

  1. Perhatikan kredibilitas dari penyelenggara kursus brevet. Usahakan Anda memilih penyelenggara yang ahli serta profesional dalam bidang perpajakan, keuangan, dan juga akuntansi.
  2. Jangan lupa untuk melakukan riset terlebih dahulu mengenai penyelenggara. Cari tahu apakah penyelenggara kursus pajak tersebut sudah berpengalaman dalam mengadakan pelatihan yang sama serta berkualitas.
  3. Tanyakan terlebih dahulu materi dari pihak penyelenggara. Calon peserta bisa bertanya terkait dengan pembahasan yang akan diberikan oleh penyelenggara per kelas brevet sebelum mendaftar. Dengan demikian, calon peserta bisa mengetahui jenis materi yang diberikan sehingga bisa sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti training pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti training pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Berbagai Akibat yang Akan Terjadi Jika Tidak Membayar Pajak

Berbagai Akibat yang Akan Terjadi Jika Tidak Membayar Pajak

Brevet Pajak – Melakukan pengelolaan pajak merupakan kewajiban bagi seluruh warga negara, terkecuali memang untuk mereka yang dibebaskan menurut peraturan perundang-undangan pajak. Maka dari itu, sebagai wajib pajak patutnya mengetahui segala ketentuan perpajakan yang ada supaya terhindar dari sanksi pajak. Misalnya dengan mengikuti brevet pajak yang bisa diikuti oleh siapapun.

Kursus pajak merupakan sebuah kelas yang akan mempelajari berbagai materi perpajakan, mulai dari pajak dasar hingga pajak lanjutan. Sehingga, nantinya wajib pajak bisa mengelola perpajakannya dengan efektif dan efisien. Karena memang membayar, menghitung dan melaporkan pajak adalah kewajiban untuk setiap warga negara.

Pajak sendiri memiliki sifat yang memaksa, maka negara juga menetapkan sanksi untuk wajib pajak yang tidak melakukan segala kewajiban pajak. Hal ini bertujuan supaya wajib pajak semakin patuh ketika mengelola perpajakannya. Kendati demikian, tetap ada sebagian orang yang memilih untuk tidak membayar pajak atau mengabaikan kewajiban mereka.

Pada dasarnya, ada berbagai akibat yang terjadi jika tidak membayar pajak oleh mereka atau bisa juga disebut oknum yang sangat bandel. Lalu, apa saja akibatnya jika para wajib pajak tidak membayar pajak yang akan dirasakan oleh pihak-pihak yang berkaitan atau juga masyarakat umum yang lain. Berikut ini adalah ulasan yang paling harus Anda simak karena  lengkap dan mudah dipahami.

Subsidi yang Diberikan Pemerintah Menjadi Berkurang

Indonesia adalah salah negara yang masyarakat umumnya menerima subsidi dari pemerintah, baik itu subsidi dalam bentuk energi ataupun yang non energi. Misalnya beberapa merupakan listrik, gas LPG, dan beberapa jenis bantuan yang lain. Bantuan ini mampu direalisasikan dengan baik apabila setiap warga negara juga ikut membantu dalam melakukan kewajiban perpajakan. Apabila sebagian besar warga lalai dari tanggung jawabnya, maka bisa saja subsidi yang diberikan pemerintah akan semakin berkurang. Untuk itu, membayar pajak adalah salah satu bentuk kewajiban yang akan membantu dan mendukung masyarakat umum.

Negara Mengalami Kerugian

Selanjutnya, yang akan terjadi jika negara mempunyai rakyat yang tidak melakukan kewajiban perpajakan, yakni negara tersebut akan mengalami kerugian. Karena pajak adalah salah satu sumber pendapatan terbesar bagi Indonesia. Bahkan kondisi seperti ini pun bisa membuat keadaan ekonomi sebuah negara menjadi makin mudah menurun. Akan sangat baik apabila tiap rakyat sebuah negara turut ikut andil ketika melakukan kewajiban pajak yang sudah ditentukan seperti UU Pajak yang berlaku.

Baca Juga: Alasan Mengapa Produk Digital Impor Dibebankan PPN

Semakin Bertambahnya Hutang Negara

Pajak adalah salah satu sumber dana dari aktivitas layanan yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakatnya. Sama halnya seperti beberapa poin sebelumnya, bahwa banyak warga yang tidak membayar pajak seperti yang seharusnya. Tentu saja hal tersebut akan menjadikan layanan umum dari pemerintah menjadi terkendala. Bahkan pada kondisi ini, sangat memungkinkan jika hutang negara akan bertambah.

Adanya Sanksi/Hukuman

Tidak melakukan kewajiban pajak pun dapat memberikan kerugian untuk wajib pajak yang sengaja ataupun tidak melakukan hal tersebut. Salah satu sanksi yang akan diperoleh, yaitu terdapat kurungan penjara dalam jangka waktu seperti ketentuan yang ada, selain itu juga ada sanksi secara materi atau denda yang dibebankan dan akan dirasakan oleh para oknum yang tidak membayar pajak.

Fasilitas Umum yang Tidak Memadai

Apakah Anda tahu apabila fasilitas umum, seperti bandara, jembatan, perbaikan jalan, pelabuhan, dan yang lainnya itu bisa direalisasikan dengan baik jika aliran dana pajaknya juga lancar. Sedangkan, apabila rakyatnya tidak melakukan pembayaran pajak dengan baik, maka pembangunan fasilitas umumnya juga akan ikut terhambat.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti brevet pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti brevet pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.