Brevet Pajak – Sertifikat perpajakan adalah kursus atau pelatihan perpajakan yang diselenggarakan oleh lembaga pelatihan. Paten perpajakan ada tiga tingkatan, yaitu Paten A, Paten B, dan Paten C. Paten A merupakan tingkat dasar yang mencakup berbagai hal mendasar dalam perpajakan seperti tata cara perpajakan, pajak bumi dan bangunan, dan Pajak Bangunan (PBB), Bea Pertanahan, Bea Penerimaan, dan bangunan (BPHTB), bea materai, serta pajak penghasilan (PPh) orang pribadi.
Brevet B merupakan tingkat menengah yang lebih spesifik dan mendalam, sedangkan Brevet C merupakan tingkat tertinggi yang meliputi perpajakan internasional, perpajakan perbankan internasional, akuntansi pajak dan perencanaan pajak.
Apa Saja yang Dipelajari dalam Unsur-Unsur Perpajakan?
Pada sertifikat pajak, peserta akan mempelajari unsur-unsur yang berkaitan dengan perpajakan, mulai dari tata cara perpajakan, ketentuan perpajakan, pajak penghasilan orang pribadi, pajak perusahaan, perpajakan internasional, pajak perbankan internasional, akuntansi perpajakan, dan perencanaan pajak. Peserta juga akan belajar tentang aplikasi software perpajakan.
Sertifikat pajak diperlukan untuk mengikuti pelatihan dan menjadi spesialis pajak. Hal ini berguna bagi wajib pajak untuk memahami perpajakan, sehingga dapat menyusun sendiri rencana, laporan, dan perhitungan pajak. Bagi para lulusan muda, ilmu dan pengalaman yang didapat selama menjalani sertifikat perpajakan dapat menjadi bekal ketika ingin melamar pekerjaan. Bagi pegawai keuangan dan akuntansi, serta penggiat perpajakan, surat keterangan pajak juga menjadi bukti melamar pekerjaan yang berhubungan dengan perpajakan.
Apa itu Pajak BPHTB?
Pajak Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan oleh orang perseorangan atau badan hukum. BPHTB merupakan suatu perbuatan atau suatu peristiwa hukum yang dapat mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan/atau bangunan. Hak atas tanah dan/atau bangunan adalah hak atas tanah, termasuk hak pengelolaan, serta atas bangunan yang berada di situ, menurut pengertian Undang-undang tentang Pertanahan dan Bangunan.
Apa Saja Objek Pajak BPHTB?
Objek pajak BPHTB meliputi peralihan hak karena jual beli, penukaran, sumbangan, hibah, warisan, penghasilan suatu perusahaan atau badan hukum lainnya, hak pemisahan yang mengakibatkan peralihan, penunjukan pemberi hibah dalam suatu lelang, pelaksanaan keputusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pengelompokan perusahaan, peleburan perusahaan, perluasan usaha atau sumbangan.
BPHTB dipungut sebesar 5% dari nilai perolehan objek pajak (NPOP), dikurangi dengan nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak (NPOPTKP). Besaran pokok pajak BPHTB dihitung dengan mengalikan tarif dengan NPOP setelah dikurangi NPOPTKP.
Baca Juga: Mengenal Hukum Pajak Material dan Hukum Pajak Formal
Pengumpulan data dan penetapan DPPKD diperlukan untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) BPHTB. Pada saat mendaftar di DPWPD, Wajib Pajak membawa persyaratan seperti SSPD BPHTB yang telah diisi lengkap dan ditandatangani, fotokopi KTP, Surat Pemberitahuan Tahun Berjalan dan dokumen pendukung lain yang diperlukan. Setelah melakukan pembayaran kepada Bendahara Penerimaan DPPKD, Wajib Pajak mengajukan permohonan penelusuran SSPD BPHTB ke Bagian Pendaftaran, Pendataan, dan Penetapan DPPKD.
Bagaimana Seorang atau Badan Harus Memenuhi Kewajibannya dalam Pemenuhan BPHTB?
Orang perseorangan atau badan hukum dapat menyatakan harus memenuhi kewajibannya dengan membayar Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) apabila memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan. Hal ini terjadi apabila terjadi suatu perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan/atau bangunan oleh orang perseorangan atau badan hukum.
Contoh perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan/atau bangunan antara lain jual beli, penukaran, hadiah, wasiat, warisan, masuknya suatu perseroan atau badan hukum lain, pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan. , janji temu. pemberi sumbangan dalam pelelangan, pelaksanaan keputusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap, penggabungan perusahaan, peleburan perusahaan, perluasan usaha atau sumbangan.
Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti Brevet Pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.
Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti Brevet Pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.