Pentingnya Mengetahui Tax Buoyancy untuk Pengukuran Penerimaan Pajak

Pentingnya Mengetahui Tax Buoyancy untuk Pengukuran Penerimaan Pajak

Pelatihan Pajak – Sebagai seseorang yang akan bekerja di bidang perpajakan pastinya sangat penting untuk mengetahui berbagai regulasi dan berita perpajakan. Maka dari itu, solusinya adalah dengan mengikuti pelatihan pajak, bahkan pelatihan pajak ini biasanya juga diikuti oleh calon konsultan pajak sebelum mengikuti USKP (Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak).

Sebagai seseorang yang akan bekerja di bidang perpajakan, baik sebagai konsultan pajak maupun salah satu staf pajak pada sebuah perusahaan, sangat penting mengetahui perkembangan berita perpajakan yang ada. Seperti halnya perihal Tax Buoyancy yang menjadi indikator pengukuran pajak.

Dalam hal pengukuran derajat sensitivitas penerimaan pajak dengan kenaikan PDB atau produk domestik bruto dibutuhkan 3 indikator, yaitu Tax Buoyancy, elastisitas pajak atau tax elasticity, dan rasio pajak atau tax ratio. Pada dasarnya, Tax Buoyancy adalah sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur keseimbangan, yang bisa menginterpretasikan persentase perubahan yang terjadi pada penerimaan pajak, pada setiap persen pendapatan nasional atau pertumbuhan ekonomi.

Hal ini berarti bahwa Tax Buoyancy pada angka 1, mengartikan setiap satu persen pertumbuhan ekonomi akan menyumbang satu persen kenaikan pada suatu penerimaan pajak.

Selain dipergunakan sebagai alat ukur elastisitas penerimaan pajak, Tax Buoyancy bisa juga dipergunakan sebagai mengukur produktivitas atau perkiraan penerimaan pajak dan indikator evaluasi.

Pendekatan dalam Perhitungan Tax Buoyancy

Ada dua macam untuk pendekatan yang dapat digunakan pada perhitungan Tax Buoyancy, antara lain:

  • Menghitung elastisitas atau respon dari sebuah penerimaan pajak atas perubahan yang terjadi pada produk domestik bruto, tanpa memperhatikan perubahan regulasi yang terjadi selama tahun-tahun yang bersangkutan.
  • Menghitung elastisitas penerimaan pajak dengan memberikan perhatian pada regulasi pajak ketika tahun yang bersangkutan. Hal tersebut dilakukan dengan cara memasukkan unsur rasio PDB atas penerimaan pajak.

Penting untuk diketahui, bahwa penerimaan pajak dapat dikatakan maksimal apabila kinerjanya bisa mengimbangi bahkan lebih bagus, apabila bisa melebihi pendapatan nasional atau pertumbuhan ekonomi pada sebuah negara.

Baca Juga: Tempat Pelayanan Terpadu (TPT): Pintu Gerbang KPP untuk Melayani Masyarakat

Misalnya, apabila Tax Buoyancy bernilai lebih dari satu hal ini mendefinisikan kinerja penerimaan pajak bisa melampaui kinerja pertumbuhan ekonomi negara itu sendiri. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai Tax Buoyancy kurang dari 1 atau nilainya negatif, maka tandanya kinerja penerimaan pajak tidak sebanding dengan performa ekonomi pada sebuah negara.

Diantara pajak dan produk domestik bruto pastinya mempunyai sebuah korelasi yang ditunjukkan dengan rasio pajak terhadap produk domestik bruto mempunyai hubungan yang kuat dengan transaksi perdagangan, arus modal, basis pajak, korupsi dan pendapatan perkapita. Keterbukaan berbagai hal ini memiliki dampak positif dan signifikan terhadap rasio pajak dan produk domestik bruto.

Di samping itu, basis pajak juga berhubungan positif dengan rasio pajak terhadap produk domestik bruto, ketika basis pajak melebar rasio pajak juga akan meningkat, sehingga Tax Buoyancy diartikan sebagai salah satu ukuran dari respon penerimaan pajak atas pertumbuhan ekonomi.

Perbedaan Antara Tax Elasticity dengan Tax Buoyancy?

Penerimaan pajak akan mengalami peningkatan satu persen pada saat setiap terjadinya satu persen peningkatan pertumbuhan ekonomi atau pendapatan nasional. Apabila dilihat dari penggunaannya sendiri, Tax elasticity dipergunakan sebagai alat ukur pada perubahan penerima pajak atas perubahan yang terjadi pada basis pajak.

Lain halnya dengan Tax Buoyancy yang dipergunakan sebagai alat pengukur perubahan penerimaan pajak atas perubahan pendapatan nasional. Sedangkan, Jika dilihat dari perhitungannya, pada saat perhitungan Tax Buoyancy taksi lebih besar dibandingkan dengan perhitungan tax elasticity, dapat dikatakan bahwa perubahan kebijakan akan cukup efektif sebagai upaya meningkatkan penerimaan pajak.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti pelatihan pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Tags: No tags

Comments are closed.