Apakah Benar Diskon Pajak Menjadi Salah Tantangan Besar Bagi Negara?

Apakah Benar Diskon Pajak Menjadi Salah Tantangan Besar Bagi Negara?

Training Pajak – Pada saat ini, dunia perpajakan sudah mulai membaik sejak pandemi dua tahun belakangan ini. Pasti sebagai wajib pajak sendiri, Anda harus bisa melakukan kewajiban perpajakan Anda sendiri dengan seefektif dan seefisien mungkin. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti training pajak yang akan membuat Anda memahami berbagai ketentuan pajak maupun informasi pajak yang ada.

Melakukan kewajiban perpajakan dengan efektif dan efisien akan membuat Anda terhindar dari kerugian nantinya. Bahkan beberapa bulan terakhir, karena bidang perpajakan mengalami peningkatan yang signifikan. Tetapi, belum ternyata pada tahun 2023 terdapat tantangan yang berat yaitu adanya risiko terjadinya resesi.

Mulai saat ini, pemerintah mengupayakan untuk melakukan pengembalian defisit pada kisaran di bawah 3% pada tahun 2023. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa tahun tersebut akan memperoleh tantangan berat, yaitu kondisi Global yang sedang diguncang risiko Resesi pada tahun depan. Akibatnya, guncangan eksternal tersebut akan berpengaruh pada penerimaan negara dari perpajakan untuk ke depannya. Disamping itu, adanya efek Windfall profit atau yang biasa disebut dengan Durian Runtuh ini, berasal dari ekspor komoditas akan berkurang seiring dengan permintaan yang juga semakin berkurang karena adanya perlambatan ekonomi dunia.

Dalam kondisi seperti ini, tentu saja pemerintah harus secara bijak dan pintar mengelola APBN atau anggaran dan pendapatan belanja negara. Seorang Ekonom Senior Chatib Basri memberi ungkapan, bahwa apabila pemerintah menginginkan defisit ada pada kisaran 2,6 sampai 2,9% pada PDB tahun 2023, maka total penerimaan dalam APBN harus mencapai 11,2 sampai 11,7% terhadap PDB, sedangkan rasio pajak sekitar 9%. Apabila juga ingin defisit turun saat  penerimaan pajak yang sedang  mengalami penurunan, Maka pemerintah juga harus memotong anggaran belanja cukup besar. Ekonom tersebut menegaskan bahwa pemerintah harus berani untuk memilih mana yang lebih prioritas.

Apakah lebih prioritas anggaran yang perlu dan sekedar ingin saja. Untuk proyek yang diinginkan pemerintah, Chatib menilai bahwa pemerintah dapat menundanya. Chatib Basri juga mengatakan bahwa salah satu pos pengeluaran yang dapat dikaji pemerintah merupakan insentif pajak atau insentif fiskal. Walaupun, ia memahami bahwa apabila pos tersebut dipotong, maka ada banyak pengusaha yang tidak akan senang. Terdapat catatan dari CNBC Indonesia, sia-sia belanja perpajakan memiliki rata-rata sekitar 1,45% sampai 1,62% dari PDB tiap tahunnya. Selain itu, pada tahun 2020, anggaran belanja perpajakan juga telah mencapai Rp234,7 Triliun, jumlah tersebut meningkat menjadi Rp309,66 triliun pada tahun selanjutnya atau 2021.

Baca Juga: Berikut Konsekuensi yang Akan Terjadi Jika Tak Lapor SPT Tahunan

Chatib Basri mempertanyakan sebenarnya apa dampak belanja pajak yang besar untuk pertumbuhan ekonomi. Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengeluarkan ungkapan, bahwa pemerintah mengeluarkan insentif pajak memang bukan semua berkorelasi terhadap serapan tenaga kerja. Maka dari itu, ia menilai pemerintah perlu adanya perlakuan untuk evaluasi. Dalam menghadapi ancaman Resesi,  direktur CELIOS melihat bahwa pemerintah harus memberikan diskon berupa penurunan tarif pajak pertambahan nilai. Misalnya saja dari PPN 11% menjadi 8 hingga 9%. Menurut, insentif pajak pertambahan nilai tersebut akan bisa langsung dirasakan oleh pihak konsumen.

Tentu saja pembagian insentif seperti ini, baik untuk pusat maupun daerah juga perlu diperjelas. Pemerintah sendiri sepertinya belum mempunyai rencana untuk mengurangi anggaran belanja pajak pada saat ini. Ali Ali berkurang, pemerintah Wah ternyata sedang mengkaji untuk perluasan tax allowance.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti training pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti training pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Tags: No tags

Comments are closed.