Brevet pajak merupakan kelas perpajakan yang bisa diikuti oleh siapapun yang membutuhkan materi mengenai ketentuan perundang-undangan perpajakan. Umumnya calon konsultan pajak atau staff pajak pada sebuah perusahaan akan mengikuti brevet pajak. Tentu saja untuk orang yang ingin menjadi konsultan pajak atau ingin menjadi bagian dari staf pajak di sebuah perusahaan, tidak kalah penting untuk selalu mengetahui berita pajak secara update dan terkini. Seperti halnya dominasi penerimaan pajak di bulan Februari tahun 2024 adalah sebagian besar dari pajak penghasilan non migas. Sebagai seseorang yang akan terjun secara langsung dalam dunia perpajakan tentu saja penting untuk mengetahui apa saja faktornya.
Pada Selasa tanggal 19 Maret lalu, dalam rapat bersama komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat RI, Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan memberikan paparan hasil realisasi penerimaan pajak negara perbulan Februari tahun 2024, yakni sebesar Rp269,02 triliun. Namun, angka realisasi dari penerimaan pajak ini terkontraksi sebesar 3,9 persen YoY (year on year) dan sebesar 19,75 persen MtM (month to month). Sedangkan, untuk laporan penerimaan pajak secara bruto pun memperlihatkan hasil tren yang positif. Seperti yang diketahui bahwa pajak bruto ini, pemungutannya dilakukan dari lintas sektor ekonomi, meliputi sektor manufaktur, perdagangan, dan jasa.
Hal tersebut memberikan isyarat bahwa individu maupun perusahaan, dalam konteks ini Sebagian besar masyarakat dalam sebuah negara dalam keadaan menghasilkan lebih banyak pendapatan. Di sisi lain, adanya tren positif dari pajak bruto juga termasuk sebagai indikator yang positif untuk kesehatan ekonomi. Apabila dilihat secara tren bulanan, bulan Februari di tahun ini pada umumnya memiliki penerimaan yang akan lebih rendah dibandingkan dengan penerimaan di bulan Januari, sebab pada bulan lalu disokong oleh penerimaan lain seperti libur nataru atau libur Natal dan Tahun Baru.
Antara penerimaan pajak yang paling besar di bulan Februari ini adalah dari PPh atau pajak penghasilan non migas, yang mana catatan realisasinya adalah sejumlah rp147,26 triliun atau kurang lebih sebesar 13,85% dari target anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Sedangkan untuk PPN atau pajak pertambahan nilai dan PPnBM atau pajak penjualan atas barang mewahnya tercatat menyumbang penerimaan sejumlah Rp108,48 triliun atau sekitar 13,37 persen dari target. Untuk penerimaan pajak yang lain seperti PBB atau pajak bumi bangunan dan pajak yang lainnya, telah tercatat penerimaannya adalah sebesar rp2,02 triliun atau sekitar mencapai 5,37% dari target.
Baca Juga: UKM dan UMKM, Dua Jenis Bisnis dengan Pengenaan Pajak Berbeda
Sedangkan untuk pajak penghasilan yang berasal dari Migas sudah terealisasi sebesar rp11,25 triliun atau telah mencapai 14,73% dari targetnya. Berikut ini adalah berbagai faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak penghasilan non migas, antara lain:
Tingkat penghasilan
Tingkat penghasilan perusahaan atau individu secara langsung akan memiliki dampak pada jumlah pajak penghasilan yang harus disetorkan. Semakin tingginya penghasilan maka akan semakin banyak potensi pajak penghasilan yang akan didapatkan oleh DJP.
Pertumbuhan ekonomi pesat
Peningkatan Aktivitas bisnis dan pendapatan masyarakat tentu saja dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat. Sehingga, nantinya akan berujung pada peningkatan penerimaan pajak penghasilan.
Investasi dan pembangunan infrastruktur
Pertumbuhan berbagai sektor ekonomi tertentu pastinya didorong oleh investasi yang meningkat dan pengembangan infrastruktur. Tentu saja kedua hal tersebut mempunyai kontribusi yang besar pada peningkatan pendapatan dan penerimaan pajak penghasilan.
Selain ketiga hal yang telah disebutkan, kondisi pasar tenaga kerja, kebijakan pajak, dan kepatuhan pajak dari wajib pajak juga berpengaruh terhadap penerimaan PPH non migas yang mendominasi di Bulan Februari Tahun 2024.
Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti Brevet pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.
Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti Brevet pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.