Training pajak bisa menjadi solusi terbaik bagi Anda yang ingin menguasai kebijakan pajak yang berlaku di Indonesia. Sebab, training pajak bisa membantu Anda untuk mendapatkan berbagai materi mengenai perundang-undangan perpajakan. Namun, tidak kalah penting untuk selalu mengikuti perkembangan berita pajak terbaru, seperti halnya yang akan dibahas dalam ulasan berikut ini.
Pada tanggal 25 Maret 2025, nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah terhadap dolar AS pada Rp16.612 per USD. Tren devaluasi yang berkelanjutan dalam beberapa minggu terakhir tercermin dalam situasi ini. Pesimisme pasar semakin diperparah oleh faktor internasional seperti kekhawatiran geopolitik, ancaman tarif otomotif Presiden AS Donald Trump, dan keraguan The Fed untuk menurunkan suku bunga.
Di dalam negeri, kekhawatiran akan campur tangan pemerintah terhadap pasar modal. Namun, dampak dari penurunan nilai rupiah terhadap sistem perpajakan nasional jarang dikaji secara menyeluruh. Pajak internasional, ekonomi fiskal, dan tinjauan empiris dari penelitian ilmiah dan jurnal internasional akan digunakan dalam tulisan ini untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Pengaruh Depresiasi Rupiah terhadap Penerimaan Pajak
Penerimaan pajak negara dapat dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh depresiasi rupiah. Nilai tukar merupakan salah satu faktor eksogen yang dapat mengganggu stabilitas fiskal negara berkembang, terutama jika sistem perpajakannya sangat bergantung pada impor dan investasi asing, sesuai dengan kerangka kerja yang diberikan oleh Bird dan Zolt (2005) dalam “Kebijakan Pajak di Negara Berkembang.”
Pajak Impor: Manfaat Langsung
Depresiasi rupiah meningkatkan harga barang impor. Hal ini dapat meningkatkan nilai pajak impor dan PPN dalam rupiah dalam waktu dekat. Penelitian IMF berjudul “Pergerakan Nilai Tukar dan Pendapatan Fiskal di Pasar Negara Berkembang” dari tahun 2022 menyatakan bahwa tergantung pada struktur tarif dan elastisitas permintaan barang impor, penurunan 10% dalam nilai tukar dapat mengakibatkan kenaikan pendapatan PPN impor sebesar 1-1,5% dari baseline. Namun, dampak ini hanya bersifat sementara. Depresiasi rupiah dalam jangka panjang dapat mengakibatkan volume impor yang lebih rendah karena daya beli yang berkurang, yang akan mengurangi justifikasi untuk memungut pajak impor dan PPN.
Baca Juga: IHSG Merosot, Bagaimana Dampaknya pada Pajak dan Ekonomi?
Penghasilan Karyawan dan Pajak Penghasilan Perusahaan: Dikurangi oleh Biaya Produksi dan Inflasi
Biaya produksi perusahaan meningkat karena nilai tukar yang lemah, terutama yang membutuhkan komponen atau bahan baku impor. Ketika laba kena pajak menurun dan margin laba menyempit, penerimaan pajak penghasilan perusahaan pada akhirnya juga akan berkurang. Sebagai efek tambahan dari depresiasi, penelitian Tanzi (1992) dalam jurnal International Monetary Fund Staff Papers menunjukkan bagaimana perubahan nilai tukar dapat mengikis nilai sebenarnya dari basis pajak, terutama di negara-negara dengan inflasi yang tinggi.
Dampak terhadap Kapitalisasi Pasar dan Investasi
Beberapa investor menafsirkan penciptaan Danantara dan klaim Presiden Prabowo bahwa ekuitas adalah semacam “perjudian” sebagai indikasi keterlibatan pemerintah di pasar modal. Opini yang kurang baik ini mempercepat pelarian modal asing ketika nilai tukar rupiah tidak stabil. Menurut Bekaert dkk. (2020) dalam Journal of International Money and Finance, volatilitas nilai tukar mata uang secara signifikan menurunkan arus masuk investasi portofolio ke negara-negara berkembang. Efek-efek berikut ini akan muncul dari penurunan investasi ini:
- Karena pasar saham yang lemah, pajak dividen dan capital gain menurun.
- Karena perusahaan-perusahaan publik menghadapi tekanan pada valuasi dan keuntungan mereka, pajak penghasilan perusahaan menurun.
- Karena konsumsi domestik menurun sebagai akibat dari penurunan daya beli kelas menengah dan investor, PPN dan pungutan konsumsi lainnya menderita.
Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti Training Pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.
Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti Training Pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.