Brevet Pajak – MotoGP yang diselenggarakan di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, menjadi salah satu acara balap motor paling bergengsi yang tidak hanya mendatangkan dampak positif bagi dunia olahraga Indonesia, tetapi juga memberikan peluang besar bagi pemerintah dalam sektor perpajakan. Gelaran MotoGP di Mandalika membuka peluang ekonomi yang signifikan, terutama dari potensi pajak yang bisa diperoleh dari berbagai aspek kegiatan yang menyertainya.
Brevet pajak memainkan peran penting dalam pengenaan pajak di sektor pariwisata, karena pengetahuan yang diperoleh melalui program ini membantu para profesional pajak memahami peraturan perpajakan yang berlaku, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) yang terkait dengan transaksi dalam industri pariwisata. Dengan keahlian brevet pajak, mereka dapat memastikan kepatuhan pajak dari bisnis pariwisata seperti hotel, restoran, dan agen perjalanan, serta memaksimalkan potensi penerimaan pajak yang akurat bagi pemerintah.
Potensi Pajak dari Sektor Pariwisata
Keberadaan MotoGP di Mandalika secara langsung mendongkrak industri pariwisata di kawasan tersebut. Ribuan pengunjung, baik lokal maupun mancanegara, datang untuk menyaksikan ajang balapan ini. Tingginya tingkat kunjungan ini otomatis meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata. Hotel, restoran, transportasi, dan berbagai bisnis pendukung lainnya mengalami lonjakan permintaan selama penyelenggaraan MotoGP.
Dari sisi pajak, ini menciptakan peluang besar bagi pemerintah untuk memperoleh pajak dari sektor perhotelan (pajak hotel dan pajak hiburan), restoran (pajak restoran), serta pajak retribusi dari tempat-tempat wisata yang menjadi destinasi pengunjung. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dikenakan pada transaksi barang dan jasa juga akan meningkat signifikan seiring dengan tingginya aktivitas ekonomi di sekitar Mandalika.
Pajak Hiburan dari Penyelenggaraan Acara
Penyelenggaraan MotoGP termasuk dalam kategori kegiatan hiburan besar, yang merupakan salah satu objek pajak dalam Pajak Hiburan. Pajak ini biasanya dikenakan pada acara-acara besar seperti konser, pertunjukan, dan dalam hal ini, balapan internasional. Pajak hiburan dari MotoGP dapat memberikan pemasukan signifikan bagi pemerintah daerah, mengingat jumlah penonton yang besar serta harga tiket yang tidak murah.
Selain itu, ada juga potensi pajak dari penjualan merchandise resmi yang dilakukan oleh penyelenggara MotoGP dan sponsor, yang dikenakan PPN. Dengan besarnya antusiasme masyarakat terhadap acara ini, penjualan merchandise bisa menjadi salah satu kontributor signifikan terhadap pendapatan pajak.
Baca Juga: Regulasi Pajak Terkini untuk Ekspatriat di Indonesia: Kewajiban dan Hak Wajib Pajak Asing
Pajak dari Investasi Infrastruktur
MotoGP di Mandalika juga mendorong investasi besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur, termasuk pembangunan sirkuit, hotel-hotel baru, dan perbaikan fasilitas umum di sekitar kawasan tersebut. Investasi-investasi ini menghasilkan potensi pajak dari sektor konstruksi, baik berupa pajak penghasilan (PPh) dari perusahaan yang terlibat dalam proyek pembangunan, maupun Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dikenakan terhadap properti baru yang dibangun. Selain itu, perusahaan-perusahaan besar yang terlibat dalam acara MotoGP, baik sebagai sponsor maupun penyedia layanan, juga diwajibkan membayar pajak dari keuntungan yang diperoleh selama berlangsungnya acara tersebut. Ini termasuk PPh badan, yang bisa memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan negara.
Peningkatan Pendapatan Pajak Jangka Panjang
Selain dampak langsung selama penyelenggaraan MotoGP, ada juga dampak jangka panjang yang dapat dirasakan dari keberadaan acara ini. Dengan meningkatnya popularitas Mandalika sebagai destinasi wisata internasional, kawasan ini berpotensi menarik lebih banyak wisatawan di luar musim balapan. Ini berarti aktivitas ekonomi di sektor pariwisata akan tetap tinggi sepanjang tahun, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan penerimaan pajak secara berkelanjutan.
MotoGP juga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi lokal dengan membuka peluang usaha baru, baik itu di bidang kuliner, kerajinan, maupun layanan pariwisata lainnya. Dengan bertambahnya jumlah pelaku usaha, potensi pajak dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga akan meningkat.
Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti brevet pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.
Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti brevet pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.