DJP dan Target Pajak 2024: Mampukah Kekurangan Rp310 Triliun Ditutup?

DJP dan Target Pajak 2024: Mampukah Kekurangan Rp310 Triliun Ditutup?

Pelatihan Pajak – Meskipun menghadapi tantangan besar, pemerintah optimis dapat mendekati target penerimaan pajak yang telah ditetapkan. Upaya intensif yang dilakukan DJP, termasuk pengawasan ketat dan dinamisasi setoran pajak, diharapkan dapat menutup kekurangan Rp310 triliun di sisa waktu yang ada. Suryo menekankan bahwa langkah-langkah tersebut bukan hanya untuk mengejar angka, tetapi juga untuk memastikan keadilan dalam sistem perpajakan.

Wajib pajak yang mencatatkan laba besar diharapkan dapat berkontribusi sesuai dengan yang seharusnya, sehingga penerimaan pajak dapat mendukung pembangunan nasional secara maksimal. Berita pajak seperti ini sangat penting untuk diketahui jika Anda ingin bekerja di dunia perpajakan. Namun, juga tidak kalh pentingnya untuk menguasai seluruh kebijakan pajak yang berlaku di Indonesia dengan mengikuti pelatihan pajak.

Bahkan pelatihan pajak juga akan memberikan Anda sertifikat perpajakan setelah Anda menyelesaikan berbagai materi yang diberikan dalam kelas p. Dengan waktu yang semakin menipis, DJP berupaya keras untuk mengejar kekurangan target penerimaan pajak tahun 2024. Strategi dinamisasi, pengawasan intensif, dan penyesuaian kebijakan menjadi senjata utama dalam upaya ini.

Pengawasan Ketat di Akhir Tahun

Menurut Suryo, tujuan utama dari pengawasan adalah untuk menjamin bahwa wajib pajak yang melaporkan keuntungan ekonomi, juga termasuk dari industri pertambangan, untuk memaksimalkan pembayaran pajaknya. Ia mengklaim bahwa dengan melihat pergerakan setoran pajak yang mulai menunjukkan tren positif setelah mengalami kontraksi di awal tahun, sektor ini menjadi salah satu perhatian khusus. Suryo mencatat bahwa kinerja pajak telah membaik akhir-akhir ini di industri pertambangan, khususnya bijih logam.

Dengan nilai Rp 96,35 triliun, penerimaan pajak bersih sektor ini hingga November 2024 masih turun 37,3% dari tahun sebelumnya, meskipun pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Penerimaan pajak dari industri pertambangan meningkat 23,3% pada kuartal ketiga tahun 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada bulan-bulan berikutnya-56,5% pada bulan September, 80,4% pada bulan Oktober, dan 49,6% pada bulan November-persentase ini meningkat lebih tinggi lagi.

Baca Juga: Mengoptimalkan Biaya CSR: Kepatuhan Hukum dan Efisiensi Pajak

Menggunakan Pendekatan Dinamisasi untuk Meningkatkan Pendapatan

Menerapkan dinamisasi pada setoran pajak, khususnya Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25, merupakan salah satu langkah strategis yang diambil DJP untuk mencapai tujuan tersebut, menurut Suryo. Dengan dinamisasi ini, DJP dapat mengubah angsuran pajak sesuai dengan kinerja bisnis. DJP akan mengubah kewajiban pembayaran pajak perusahaan agar lebih mencerminkan peningkatan kinerja jika perusahaan tersebut melaporkan laba yang cukup besar.

Di sisi lain, pembayaran pajak perusahaan juga dapat dimodifikasi sebagai respons terhadap penurunan pendapatan. Proses ini sangat penting, menurut Suryo, untuk memastikan bahwa penerimaan pajak secara akurat merepresentasikan kondisi wajib pajak saat ini, terutama yang berasal dari industri yang mengalami pertumbuhan ekonomi di akhir tahun.

Potensi dan Kesulitan di Industri Pertambangan

Karena kontribusinya yang signifikan terhadap penerimaan pajak, industri pertambangan merupakan salah satu area perhatian utama DJP. Namun, industri ini juga menghadapi tantangan yang cukup besar, terutama dengan adanya penurunan yang cukup signifikan pada kuartal pertama tahun 2024. Permintaan pasar internasional dan perubahan harga komoditas global merupakan beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja sektor ini. Meskipun demikian, peningkatan yang signifikan pada kuartal ketiga dan keempat memberikan harapan baru bagi pemerintah untuk memenuhi target pajak.

Menurut Suryo, proses ini sangat penting untuk memastikan bahwa penerimaan pajak secara akurat merepresentasikan kondisi wajib pajak saat ini, terutama mereka yang berasal dari industri yang mengalami pertumbuhan ekonomi di akhir tahun.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti pelatihan pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Tags: No tags

Comments are closed.