Sistem Layanan Pajak Baru: Berbagai Fitur yang Akan Memudahkan Wajib Pajak

Sistem Layanan Pajak Baru: Berbagai Fitur yang Akan Memudahkan Wajib Pajak

Training Pajak merupakan salah satu upaya terbaik yang bisa dilakukan bagi orang-orang yang ingin menambah ilmu ataupun wawasan seputar kebijakan perpajakan mereka. Training pajak seperti ini umumnya akan memberikan berbagai banyak materi seputar kebijakan pajak dasar hingga kebijakan pajak lanjutan tergantung tingkatannya. Sebagai seorang yang harus mengetahui berbagai kebijakan pajak, pastinya tidak kalah penting untuk mengetahui berbagai kemudahan yang didapatkan ketika menggunakan layanan perpajakan pada sistem CTAS atau Coretax Direktorat Jenderal Pajak. Berikut ini akan membahas mengenai berbagai kemudahan layanan dalam fitur perpajakan tersebut.

Dengan melalui CTAS (Core Tax Administration System), DJP atau Direktorat Jenderal Pajak mempunyai komitmen untuk memberikan peningkatan pada kualitas layanan pajak yang akan memberikan kemudahan dan kenyamanan untuk para wajib pajak dan masyarakat dalam mengakses layanan sistem pajak yang ada di Indonesia. Berikut ini adalah berbagai kemudahan layanan pajak yang dimaksud, antara lain:

Borderless Services (Layanan Tanpa Batas)

Penambahan jumlah layanan pajak melalui telepon maupun secara online dalam sistem CTAS tidak akan menghilangkan akses bagi wajib pajak Untuk memanfaatkan layanan secara tatap muka. Justru dengan adanya sistem layanan terbaru seperti ini, Direktorat Jenderal Pajak menciptakan fitur layanan Tanpa Batas atau borderless service yang memungkinkan para wajib pajak untuk bisa melakukan akses pada berbagai layanan pajak secara offline di kantor pajak manapun yang tersebar di seluruh Indonesia. Wajib pajak dengan begitu tidak lagi terbatas pada kantor di mana wajib pajak terdaftar saja.

Itu seperti ini berdampak besar untuk wajib pajak yang belum bisa ataupun mengalami keterbatasan dalam menggunakan saluran online, sehingga wajib pajak tetap bisa memperoleh layanan pajak dengan mudah.

Perluasan Saluran Layanan

Dengan terciptanya sistem coretax ini, maka karena saluran layanan perpajakan akan semakin diperluas oleh Direktorat Jenderal Pajak, yang Mana pastinya akan bisa diakses secara online. Wajib pajak bisa mendapatkan banyak layanan pajak dengan lebih mudah melalui website pajak. Dengan melalui Core Tax Administration System, Direktorat Jenderal Pajak akan semakin menambah jumlah layanan yang dapat diakses secara digital melalui website resmi DJP online ataupun melalui call center, sehingga dapat semakin mempermudah para wajib pajak.

Baca Juga: Ingin Lulus USKP A Periode 2 Tahun 2024? Wajib Tahu Jadwal dan Hal yang Harus Diperhatikan

Automasi Layanan

Direktorat Jenderal Pajak juga akan meningkatkan layanan yang bisa diproses dengan otomatis oleh sistem tanpa harus melalui pemeriksaan ataupun penelitian petugas pajak. Layanan otomatis seperti ini akan diberikan secara khusus untuk wajib pajak yang telah memenuhi kriteria tertentu, Sehingga nantinya wajib pajak tersebut akan bisa melalui proses yang lebih adil, cepat, dan pasti.

Mengunduh Dokumen Mandiri

Ketika menerapkan Core Tax Administration System, wajib pajak bisa langsung melakukan pengunduhan dokumen produk layanan perpajakan dari direkturnya jenderal pajak online secara mandiri melalui website wajib pajak. Hal tersebut akan meminimalkan keperluan wajib pajak untuk datang ke KPP atau Kantor Pelayanan Pajak hanya untuk melakukan pengambilan dokumen hasil layanan perpajakan yang dilakukan. Di sisi lain, seluruh dokumen yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal Pajak juga akan memakai tanda tangan digital dengan barcode, sehingga nantinya bisa diperiksa validitasnya sebagai upaya memastikan keaslian dari dokumen itu sendiri.

Melacak Permohonan

Adanya fitur tracking atau pelacakan permohonan juga ikut dihadirkan pada website wajib pajak. Wajib pajak nantinya bisa melakukan pemantauan terhadap seluruh permohonan yang sudah diajukan serta bagaimana status perkembangan dari permohonan yang masih aktif tersebut. Dengan demikian, wajib pajak tidak perlu bertanya atau menghubungi otoritas pajak untuk mengetahui sampai mana proses status permohonan mereka.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti Training Pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti Training Pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Hampir Hampir Sama Tapi Berbeda: Berikut Perbedaan Pajak dan Subsidi

Hampir Hampir Sama Tapi Berbeda: Berikut Perbedaan Pajak dan Subsidi

Brevet Pajak – Pajak dan subsidi merupakan dua konsep ekonomi yang sering disalahpahami, padahal keduanya memiliki tujuan dan dampak yang berbeda terhadap perekonomian. Pajak adalah kontribusi yang diminta pemerintah dari warga negara dan dunia usaha untuk membiayai layanan publik dan pembangunan infrastruktur. Subsidi, di sisi lain, adalah dukungan keuangan yang diberikan oleh pemerintah kepada individu atau bisnis untuk mendorong kegiatan ekonomi tertentu atau menurunkan harga barang dan jasa.

Meski sama-sama melibatkan aliran dana antara pemerintah dan swasta, namun peran dan dampaknya sangat berbeda. Hampir sama tapi berbeda, pajak dan subsidi memainkan peran yang berlawanan dalam perekonomian; pajak adalah kontribusi yang dipungut pemerintah dari warga negara untuk membiayai layanan publik, sedangkan subsidi adalah dukungan finansial dari pemerintah kepada individu atau perusahaan untuk mendorong kegiatan ekonomi tertentu.

Mempelajari perbedaan ini secara mendalam melalui program brevet pajak dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana kebijakan fiskal dapat mempengaruhi kesejahteraan ekonomi dan sosial.

Pajak merupakan sumber pendapatan utama pemerintah. Dengan memungut pajak dari masyarakat dan dunia usaha, pemerintah dapat membiayai berbagai layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, keamanan, dan infrastruktur. Ada berbagai jenis pajak, termasuk pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai (PPN), pajak properti, dan pajak penjualan. Pajak penghasilan dikenakan atas penghasilan pribadi dan keuntungan usaha, sedangkan PPN dikenakan atas barang dan jasa yang dibeli konsumen. Pajak properti dikenakan atas nilai properti yang dimiliki dan pajak penjualan dikenakan atas transaksi penjualan barang dan jasa.

Subsidi, di sisi lain, adalah suatu bentuk bantuan keuangan yang diberikan oleh pemerintah kepada individu, rumah tangga, atau bisnis untuk mendorong atau mendukung kegiatan ekonomi tertentu. Subsidi dapat berupa bantuan langsung tunai, keringanan pajak, atau bantuan berupa barang dan jasa. Contoh subsidi mencakup subsidi energi, dimana pemerintah mengurangi biaya listrik atau bahan bakar bagi masyarakat, dan subsidi pertanian, dimana petani menerima dukungan finansial untuk meningkatkan produksi pangan. Tujuan utama subsidi adalah untuk membuat barang dan jasa tertentu lebih terjangkau bagi masyarakat, untuk mendorong investasi di sektor tertentu atau untuk mengatasi ketidakadilan ekonomi.

Perbedaan utama antara pajak dan subsidi adalah arah aliran dananya. Pajak merupakan aliran dana dari masyarakat dan dunia usaha kepada pemerintah, sedangkan subsidi adalah aliran dana dari pemerintah kepada masyarakat atau dunia usaha. Pajak mengurangi pendapatan yang dapat dibelanjakan individu dan dunia usaha, sementara subsidi meningkatkan pendapatan yang dapat dibelanjakan atau menurunkan harga barang dan jasa.

Baca Juga: Mengenal Deemed Devidend dalam Controlled Foreign Company (CFC)

Selain itu, tujuan dan dampak pajak dan subsidi juga berbeda. Pajak dirancang untuk meningkatkan pendapatan pemerintah guna membiayai layanan publik dan proyek infrastruktur. Dengan demikian, pajak berperan penting dalam redistribusi kekayaan dan pengurangan kesenjangan ekonomi. Di sisi lain, subsidi bertujuan untuk mendorong atau mempertahankan kegiatan ekonomi tertentu, menurunkan harga barang dan jasa penting, dan meningkatkan kesejahteraan penduduk. Subsidi dapat membantu mengatasi kegagalan pasar dan mendukung sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pembangunan ekonomi.

Namun, pajak dan subsidi mempunyai tantangan dan kontroversi. Pajak yang terlalu tinggi dapat mengurangi insentif untuk bekerja dan berinvestasi sehingga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, sistem perpajakan yang rumit dan tidak efisien dapat menimbulkan beban administratif yang tinggi dan membuka pintu bagi penghindaran pajak. Di sisi lain, subsidi yang tidak tepat sasaran atau berlebihan dapat menimbulkan distorsi pasar, meningkatkan ketergantungan pada bantuan pemerintah, dan membebani APBN. Misalnya, subsidi energi yang besar dapat mengurangi insentif untuk efisiensi energi dan investasi pada energi terbarukan.

Penerapan pajak dan subsidi yang efektif memerlukan kebijakan yang baik dan pengawasan yang ketat. Pajak harus dirancang adil dan efektif, dengan tingkat pajak yang menyeimbangkan pengumpulan pendapatan dan menjaga insentif ekonomi. Pada saat yang sama, subsidi harus tepat sasaran untuk memastikan bahwa subsidi mencapai tujuan yang diinginkan tanpa menimbulkan distorsi pasar yang berlebihan. Evaluasi dan penyesuaian kebijakan secara berkala dapat membantu memastikan bahwa pajak dan subsidi berjalan sesuai tujuannya dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat.

Secara keseluruhan, meskipun pajak dan subsidi mungkin tampak serupa karena keduanya melibatkan aliran dana antara pemerintah dan sektor swasta, mereka memiliki peran, tujuan, dan dampak yang sangat berbeda dalam perekonomian. Pajak adalah alat utama untuk mengumpulkan pendapatan bagi pemerintah dan mendukung layanan publik, sementara subsidi adalah alat untuk mendukung kegiatan ekonomi tertentu dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Memahami perbedaan ini penting untuk merancang kebijakan ekonomi yang efektif dan mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti brevet pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti brevet pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Mengenal Deemed Devidend dalam Controlled Foreign Company (CFC)

Mengenal Deemed Devidend dalam Controlled Foreign Company (CFC)

Pelatihan Pajak – Dalam dunia perpajakan internasional, konsep “deemed dividen” dalam konteks dikendalikan perusahaan asing atau Controlled Foreign Company (CFC) merupakan aspek penting yang mempengaruhi bagaimana pendapatan yang diperoleh entitas asing diperlakukan dalam kaitannya dengan kewajiban perpajakan. Artikel ini akan membahas secara mendalam apa yang dimaksud dengan dividen, bagaimana penerapannya dalam peraturan CFC dan dampaknya terhadap perusahaan multinasional dan pemegang sahamnya.

Apa yang Dimaksud dengan Dividen?

Deemed Dividen, atau Dianggap Dividen, adalah suatu konsep perpajakan dimana penghasilan atau pembagian dari suatu badan asing dianggap sebagai dividen untuk keperluan perpajakan, meskipun tidak ada pembayaran dividen yang sebenarnya. Dalam konteks perpajakan internasional, hal ini berarti bahwa meskipun dividen tersebut tidak benar-benar dibayarkan kepada pemegang saham, otoritas pajak dapat menganggapnya sebagai dividen kena pajak.

Konsep Perusahaan Asing yang Dikendalikan (CFC)

Perusahaan asing yang dikendalikan (CFC) adalah entitas yang didirikan di negara asing tetapi dikendalikan oleh pemegang saham atau perusahaan dari negara asal. Biasanya, CFC memiliki struktur pajak yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan negara asal pemegang saham, sehingga sering kali menyebabkan pengalihan keuntungan untuk menghindari pajak. Oleh karena itu, banyak negara yang memiliki aturan anti penghindaran pajak yang disebut aturan CFC, yang bertujuan untuk mencegah penghindaran pajak melalui entitas asing yang dikendalikan.

Penerapan Dividen yang Dianggap dalam Aturan CFC

Dalam regulasi CFC, dividen dianggap sebagai mekanisme untuk melawan penghindaran pajak yang terjadi ketika keuntungan yang diperoleh CFC tidak segera dibagikan sebagai dividen kepada pemegang sahamnya. Aturan ini memastikan bahwa laba yang terakumulasi dalam CFC dan belum dibagikan tetap dikenakan pajak di negara pemegang saham, meskipun dividen sebenarnya belum dibayarkan.

Penerapan pajak atas penghasilan tangguhan:

  • Negara asal pemegang saham dapat memungut pajak atas keuntungan yang tidak didistribusikan oleh SEC dengan memperlakukannya sebagai dividen. Hal ini memungkinkan petugas pajak untuk mengenakan pajak atas penghasilan yang seharusnya dikenakan pajak jika laba tersebut dibagikan sebagai dividen.

Kriteria CFC dan dividen yang dianggap:

  • Tidak semua SFC tunduk pada aturan dividen. Umumnya, hanya CFC yang memenuhi kriteria tertentu, seperti pengendalian oleh pemegang saham di negara asal dan pendapatan pajak rendah, yang tunduk pada peraturan ini. Negara pemegang saham umumnya menentukan ambang batas pendapatan yang harus dipenuhi oleh CFC agar dapat dikenakan pajak sebagai dividen.

Baca Juga: Peran Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dalam Reformasi Pajak Internasional

Evaluasi dan perhitungan:

  • Dalam praktiknya, penilaian dan penghitungan dividen melibatkan penilaian keuntungan yang diperoleh SEC dan penghitungan pajak yang harus dibayar. Proses ini mungkin melibatkan analisis laporan keuangan CFC dan perhitungan pajak sesuai dengan peraturan perpajakan negara pemegang saham.

Dampaknya Terhadap Perusahaan Multinasional

Penghindaran pajak dan perencanaan pajak:

  • Pengaturan dividen yang dianggap dalam peraturan CFC dapat mempengaruhi strategi perencanaan pajak perusahaan multinasional. Perusahaan harus mempertimbangkan dampak pajak atas laba yang ditahan di SFC dan merencanakan pembagian dividen dengan hati-hati untuk meminimalkan kewajiban pajak yang timbul dari dividen yang dianggap.

Kepatuhan dan Pelaporan Pajak:

  • Perusahaan multinasional harus memastikan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan internasional dan domestik mengenai dividen yang dihitung. Hal ini mencakup kewajiban pelaporan perpajakan yang baik dan transparansi laporan keuangan untuk menghindari permasalahan hukum atau denda.

Pengaruh pada struktur bisnis:

  • Kebijakan terkait dividen dapat mempengaruhi struktur perusahaan dan keputusan strategis, seperti lokasi SFC dan keputusan investasi. Perusahaan mungkin perlu menilai kembali struktur CFC mereka untuk memastikan efisiensi pajak dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan.

Dividen yang dianggap dalam konteks perusahaan asing yang dikendalikan (CFC) merupakan aspek penting perpajakan internasional yang bertujuan untuk mencegah penghindaran pajak melalui pendapatan yang ditahan di entitas asing. Dengan menerapkan aturan ini, administrasi perpajakan dapat menjamin bahwa laba yang diperoleh SFC dan belum dibagikan tetap dikenakan pajak, meskipun dividen sebenarnya tidak dibayarkan. Bagi perusahaan multinasional, memahami dan mengelola dampak dividen sangat penting untuk perencanaan pajak yang efektif, kepatuhan terhadap peraturan, dan pengelolaan aset yang optimal.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti pelatihan pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Ingin Lulus USKP A Periode 2 Tahun 2024? Wajib Tahu Jadwal dan Hal yang Harus Diperhatikan

Ingin Lulus USKP A Periode 2 Tahun 2024? Wajib Tahu Jadwal dan Hal yang Harus Diperhatikan

Kursus Pajak – Bagi orang-orang yang mempunyai cita-cita besar seperti menjadi konsultan pajak pastinya mengikuti dan lulus ujian sertifikasi konsultan pajak merupakan salah satu langkah terbesar dalam mencapai cita-cita tersebut. Oleh karena itu, sangat penting untuk menguasai berbagai kebijakan perundang-undangan perpajakan terlebih dahulu. Seperti halnya dengan mengikuti kursus pajak yang akan membantu para calon konsultan pajak dengan sangat baik. Karena kursus pajak seperti ini memberikan begitu banyak materi perpajakan menurut jenis tingkatannya. Di samping itu, pastinya juga tidak kalah penting untuk mengetahui jadwal ujian sertifikasi konsultan pajak yang terbaru.

Ulasan berikut ini akan membahas lebih lanjut mengenai jadwal uskp yang harus disimak dengan benar oleh para calon konsultan pajak. Pembukaan Ujian sertifikasi konsultan pajak atau uskp tingkat A periode 2 tahun 2024 telah diumumkan oleh Komite Pelaksana Panitia Penyelenggara Sertifikasi Konsultan Pajak (KP3SKP) melalui laman Kemenkeu Learning Center (KLC), yang mana diperuntukkan bagi peserta baru di bulan Agustus 2024.

Kapan Jadwal USKP A Periode 2 Tahun 2024?

Ujian sertifikasi konsultan pajak A periode 2 tahun 2024 telah diumumkan melalui PENG-09/KP3SKP/VII/2024, bahwa akan menerima peserta ujian baru dengan kuota sejumlah 1656 orang. Proses untuk pendaftaran ujian sertifikasi konsultan pajak A periode 2 tahun 2024 akan dibuka pada laman  Kemenkeu Learning Center (KLC) Konsultan Pajak, dalam kurun waktu 4 hari, yakni mulai tanggal 29 Juli Tahun 2024 mulai pukul 08.00 WIB sampai tanggal 1 Agustus  Tahun 2024 pukul 15.00 WIB. Sementara itu, untuk pengumuman lulus verifikasi pendaftarannya akan diumumkan pada 16 Agustus 2024. Sedangkan untuk ujiannya sendiri akan mulai dilaksanakan selama dua hari berturut-turut pada 48 lokasi yang mana tersebar di seluruh Indonesia, mulai tanggal 28 hingga 29 agustus 2024.

Apa Saja yang Harus Diperhatikan dalam USKP A Periode 2 Tahun 2024?

Penting untuk diperhatikan bahwa pendaftar ujian sertifikasi konsultan pajak A periode 2 tahun 2024 hanya boleh memilih satu lokasi ujian saja dan tidak bisa memindahkan lokasi ujian sesudah permohonan dikirimkan ketika verifikasi pendaftaran. Di samping itu, ujian sertifikasi konsultan pajak ini juga dibuka khusus untuk peserta baru dan bukan untuk peserta yang ingin melakukan pengulangan. Ketika proses verifikasi pendaftaran, maka akan dilakukan dengan prinsip first come first served atau yang mendaftar terlebih dahulu akan lebih diprioritaskan. Pendaftar akan dianggap sebagai peserta yang lolos verifikasi pendaftaran sesuai dengan nomor urut sampai kuota lokasinya penuh.

Baca Juga: Update Versi Terbaru, Bagaimana Perubahan dalam e-Faktur Versi 4.0?

Apakah USKP A Periode 2 Tahun 2024 ini Dipungut Biaya?

Sama halnya dengan ujian sertifikasi konsultan pajak A periode 1 tahun 2024 yang sudah dilaksanakan di bulan April 2024, yang mana ujian sertifikasi konsultan pajak A periode 2 tahun 2024 juga gratis atau tidak dipungut biaya.

Apa Saja Mata Ujian USKP A?

Nilai minimum untuk bisa lulus ujian adalah 60 dari 100 untuk setiap mata ujian yang diujikan. Pastinya bagi calon konsultan pajak yang ingin lulus dalam uskp A periode 2 ini harus menguasai berbagai materi kebijakan pajak, sehingga mengikuti kursus pajak merupakan salah satu solusi paling efektif yang bisa dilakukan. Supaya lebih yakin dalam mengikuti ujiannya, Berikut ini adalah berbagai materi yang perlu dipelajari dan akan diujikan dalam ujian sertifikasi konsultan pajak A, diantaranya:

  • PPh Orang Pribadi dan SPT-nya
  • Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
  • PPSP (Penagihan Pajak dengan Surat Paksa)
  • Pengadilan Pajak
  • PBB atau Pajak Bumi dan Bangunan P3 (Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan)
  • Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
  • Bea Materai
  • PPh Potong Pungut Pasal 21, 22, 23, 24 ayat 2
  • PPN dan SPT PPN
  • Kode Etik Profesi (konsultan pajak)

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti kursus pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti kursus pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Peran Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dalam Reformasi Pajak Internasional

Peran Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dalam Reformasi Pajak Internasional

Training Pajak – Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memainkan peran penting dalam reformasi perpajakan internasional. Sebagai forum internasional yang terdiri dari 38 negara anggota, OECD bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan meningkatkan standar hidup di seluruh dunia. Dalam konteks perpajakan internasional, OECD berupaya untuk mengatasi tantangan yang timbul akibat globalisasi ekonomi dan penghindaran pajak oleh perusahaan multinasional.

Training pajak memberikan pemahaman mendalam tentang peran penting Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dalam reformasi pajak global. Peserta akan belajar bagaimana OECD mengembangkan kebijakan dan inisiatif seperti proyek Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) dan Common Reporting Standard (CRS) untuk mencegah penghindaran pajak dan meningkatkan transparansi pajak internasional. Dengan pengetahuan ini, peserta dapat memahami kerangka kerja global yang mempengaruhi perpajakan multinasional dan menerapkan praktik terbaik dalam manajemen pajak di perusahaan mereka.

Salah satu inisiatif utama OECD pada reformasi perpajakan internasional yaitu proyek Base Erosion and Profit Shifting (BEPS). BEPS adalah upaya global yang diluncurkan pada tahun 2013 untuk mencegah perusahaan multinasional mengalihkan keuntungan ke yurisdiksi dengan pajak rendah atau tanpa pajak. Praktik-praktik seperti ini, yang sering disebut erosi dasar dan pengalihan keuntungan, merugikan negara-negara karena mengurangi pendapatan pajak yang seharusnya dihasilkan.

BEPS mencakup 15 langkah yang dirancang untuk memperkuat peraturan perpajakan internasional dan memastikan bahwa pajak dikenakan di tempat aktivitas ekonomi yang menghasilkan keuntungan tersebut benar-benar terjadi. Beberapa tindakan utama meliputi:

  • Pencegahan penghindaran pajak: Melalui aturan penetapan harga transfer yang lebih ketat, OECD berupaya memastikan bahwa transaksi antar perusahaan afiliasi dilakukan dengan harga pasar yang wajar.
  • Transparansi perpajakan: OECD mendorong transparansi yang lebih besar dalam sistem perpajakan internasional dengan memperkenalkan persyaratan pelaporan yang lebih rinci bagi perusahaan multinasional.
  • Perjanjian Pajak Internasional: Upaya pemutakhiran perjanjian perpajakan internasional untuk mencegah penyalahgunaan dan menghilangkan ketidakpastian perpajakan.

Salah satu elemen kunci dari proyek BEPS adalah dokumentasi harga transfer yang lebih ketat. OECD mewajibkan perusahaan multinasional untuk memberikan dokumentasi yang menunjukkan bahwa harga yang digunakan dalam transaksi bisnis-ke-bisnis mematuhi prinsip kewajaran dan kewajaran. Dokumentasi ini bertujuan untuk mencegah perusahaan menetapkan harga transfer yang tidak wajar untuk mengurangi kewajiban perpajakannya.

OECD juga mendorong inisiatif transparansi pajak melalui Common Reporting Standard (CRS). CRS adalah kerangka kerja global untuk pertukaran informasi pajak antar negara secara otomatis. Melalui CRS, negara-negara dapat berbagi informasi mengenai rekening keuangan yang dimiliki oleh warga negara asing, sehingga memudahkan otoritas pajak untuk mendeteksi dan mencegah penghindaran pajak.

Baca Juga: Transfer Pricing: Strategi Perusahaan Multinasional dan Regulasi Global

Selain itu, OECD berperan dalam memfasilitasi dialog antar negara mengenai reformasi perpajakan internasional. Melalui forum seperti Kerangka Inklusif BEPS, OECD menyatukan lebih dari 140 negara dan yurisdiksi untuk bekerja sama menerapkan langkah-langkah BEPS dan berbagi praktik terbaik. Kerangka kerja inklusif ini memungkinkan negara-negara berkembang untuk berpartisipasi dalam diskusi global mengenai reformasi perpajakan dan memastikan bahwa kepentingan mereka diperhitungkan.

OECD juga terus berupaya menyesuaikan peraturan perpajakan internasional dengan tantangan ekonomi digital. Seiring dengan semakin banyaknya bisnis yang beroperasi secara digital dan menghasilkan keuntungan dari aktivitas online mereka, OECD sedang mengembangkan kerangka kerja untuk memastikan bisnis digital dikenakan pajak secara adil. Salah satu usulan utama dalam hal ini adalah pilar pertama dan kedua dari proyek BEPS 2.0, yang bertujuan untuk merealokasikan sebagian keuntungan perusahaan digital ke yurisdiksi pasar dan menetapkan tarif pajak minimum global.

Pilar pertama berfokus pada realokasi sebagian keuntungan perusahaan multinasional terbesar dan paling menguntungkan ke negara tempat konsumen atau pengguna berada. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan digital besar membayar pajak yang adil di negara-negara tempat mereka menghasilkan pendapatan, meskipun mereka tidak memiliki kehadiran fisik yang signifikan di negara tersebut.

Sementara itu, pilar kedua bertujuan untuk menetapkan tarif pajak minimum global bagi perusahaan multinasional. Dengan menetapkan tarif pajak minimum, OECD berharap dapat mengurangi insentif perusahaan untuk mengalihkan keuntungan ke yurisdiksi dengan pajak rendah dan memastikan bahwa semua perusahaan membayar pajak mereka secara adil di seluruh dunia.

OECD memainkan peran penting dalam reformasi perpajakan internasional dengan mengembangkan kebijakan dan inisiatif untuk meningkatkan keadilan dan transparansi sistem perpajakan global. Melalui BEPS, CRS dan upaya adaptasi perpajakan terhadap ekonomi digital, OECD berupaya memastikan bahwa pajak dipungut secara adil dan pendapatan pajak seimbang.  Kerja sama internasional yang difasilitasi oleh OECD juga membantu negara-negara untuk mengatasi tantangan pajak global bersama-sama dan memastikan bahwa sistem perpajakan internasional tetap relevan dan efektif di era modern.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti training pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti training pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Update Versi Terbaru, Bagaimana Perubahan dalam e-Faktur Versi 4.0?

Update Versi Terbaru, Bagaimana Perubahan dalam e-Faktur Versi 4.0?

Brevet pajak merupakan bentuk dari kelas perpajakan yang akan memberikan materi para pesertanya mengenai kebijakan perundang-undangan perpajakan. Umumnya, brevet pajak diikuti oleh orang-orang yang ingin mempunyai pengetahuan yang luas di dunia perpajakan,Mungkin akan digunakan di dunia kerja nantinya. Oleh karena itu, bagi Anda yang ingin menguasai wawasan tentang Ketentuan perpajakan, maka juga tidak kalah penting untuk mengetahui berbagai berita pajak yang selalu berkembang. Seperti halnya mengenai faktur pajak elektronik terbaru yang mana dikenal dengan e-faktur 4.0. Bagaimana perubahannya? Alasan Berikut ini akan membahas mengenai faktur pajak elektronik terbaru dan berbagai perubahannya.

Menurut pemberitahuan yang telah diterbitkan pada 12 Juli 2024 oleh DJP atau Direktorat Jenderal Pajak yang berkaitan dengan pembaruan daftar layanan perpajakan berbasis Nomor Pokok Wajib Pajak 16 digit, Nomor Pokok Wajib Pajak 15 digit, dan NITKU. Salah satu hal yang memperoleh update pada versi terbaru ini adalah layanan e-faktur desktop, yang mana dapat digunakan secara versi desktop maupun web base. Pastinya untuk wajib pajak maupun masyarakat terdapat berbagai hal yang harus diperhatikan sesuai dengan imbauan yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak berkaitan dengan perubahan ini.

Back Up Data

Beberapa tahapan prosedur atau langkah yang bisa dilakukan untuk melakukan proses backup data bisa dilakukan dengan beberapa langkah berikut ini, diantaranya:

  • Membuka folder pada versi e-faktur 3.2 desktop
  • Mencari folder DB
  • Kemudian melakukan proses kompres file dengan cara melakukan “Add to db.rar”
  • Terakhir, untuk memikatnya Anda perlu melakukan copy and paste folder tersebut pada penyimpanan eksternal yang ditujukan untuk penyimpanan.

Menginstall e-Faktur Versi Terbaru 4.0

Para wajib pajak dapat melakukan pengunduhan faktur pajak elektronik versi terbaru dengan melalui tautan yang terdapat pada situs resmi Direktorat Jenderal Pajak online, pada tautan tersebut akan tersedia sejumlah 5 jenis versi aplikasi, diantaranya e-faktur Windows 32 bit, e-faktur Windows 64 bit, e-faktur Linux 64 bit, e-faktur Linux 32 bit, dan e-faktur Mac 64 Bit. Selain itu, terdapat beberapa tahapan untuk menginstal faktur pajak elektronik versi terbaru dengan cara berikut ini, antara lain:

  • Memilih salah satu installer yang telah sesuai dengan OS perangkat Anda lalu mulai melakukan proses download atau pengunduhan
  • Melakukan ekstraksi file faktur pajak elektronik (e-Faktur) yang sudah diunduh
  • Kemudian Anda perlu membuka file hasil ekstraksi tersebut dengan format .exe
  • Pada Destination folder anda perlu memilih direktori yang akan dijadikan sebagai tempat penyimpanan dari hasil ekstraksi patch pada file aplikasi faktur pajak elektronik versi terbaru.

Baca Juga: Melakukan Transaksi dengan Mata Uang Asing? Ketahui Dasar Pengenaan Pajaknya

Panduan Update e-Faktur Pajak

Mungkin bagi para wajib pajak yang telah memanfaatkan sistem atau aplikasi faktur pajak elektronik dalam versi lama, maka terdapat berbagai hal penting yang harus diperhatikan ketika mengupdate ke versi terbaru atau versi 4.0. Sudah mendownload salah satu versi dari aplikasi faktur pajak elektronik versi terbaru yang telah sesuai dengan OS perangkat yang digunakan, lalu juga sudah melakukan backup database, maka selanjutnya yang perlu dilakukan adalah dengan update aplikasi e-faktur 4.0. Perlu diketahui bahwa proses update atau pembaharuan sistem tentu saja bisa dilakukan dengan mudah secara mandiri. Itu akan Banyak perbaikan dibandingkan dengan versi yang sebelumnya (e-Faktur 3.2) pada aplikasi e-faktur 4.0 ini.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti brevet pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti brevet pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

download (6)

Kenalan Dengan Pajak Mineral Bukan Logam Dan Batuan, Yuk!

Pajak mineral bukan logam dan batuan serta pengertian mineral bukan logam dan batuan terdapat dalam UU No. 28 Tahun 2009 yaitu pada UU PDRD (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah), yaitu pada pasal 1. Mineral bukan logam dan batuan adalah jenis mineral yang bukan termasuk logam dan batuan, sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan tentang mineral dan batubara. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB) adalah jenis pajak daerah yang dipungut terhadap kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik MBLB yang diambil dari sumber alam di dalam dan/atau di permukaan bumi untuk dimanfaatkan. Continue Reading

Transfer Pricing: Strategi Perusahaan Multinasional dan Regulasi Global

Transfer Pricing: Strategi Perusahaan Multinasional dan Regulasi Global

Kursus Pajak – Transfer pricing merupakan sebuah konsep yang sangat penting dalam dunia perdagangan internasional, khususnya bagi perusahaan multinasional. Ini mengacu pada harga yang ditetapkan untuk transaksi antar afiliasi, baik untuk barang, jasa, atau aset tidak berwujud. Strategi penetapan harga transfer digunakan oleh perusahaan multinasional untuk mengalokasikan pendapatan dan biaya di antara entitas berbeda yang mereka miliki di negara berbeda. Meskipun merupakan praktik bisnis yang sah, transfer pricing sering kali menjadi prioritas dalam peraturan perpajakan internasional karena potensinya untuk mengalihkan pendapatan dan mengurangi kewajiban pajak.

Mengambil kursus pajak yang berfokus pada strategi bisnis multinasional dan regulasi global merupakan langkah penting bagi para profesional yang ingin memperdalam pengetahuan mereka di bidang ini. Kursus ini akan memberikan gambaran mendalam tentang bagaimana perusahaan multinasional menggunakan strategi perpajakan untuk mengoptimalkan beban pajak mereka, termasuk melalui praktik transfer pricing. Anda akan mempelajari berbagai metode yang digunakan untuk menentukan harga transfer, serta bagaimana prinsip kewajaran diterapkan untuk memastikan transaksi antar afiliasi mematuhi peraturan internasional.

Selain itu, kursus ini akan membahas peraturan dan pedoman yang dikeluarkan oleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan bagaimana negara-negara di seluruh dunia mengadopsi dan menerapkan peraturan tersebut dalam sistem perpajakan mereka. Anda akan memahami Rencana Aksi Erosi Dasar dan Pergeseran Laba (BEPS) yang bertujuan untuk mencegah penghindaran pajak dan memastikan bahwa laba dikenakan pajak di tempat kegiatan ekonomi benar-benar dilakukan.

Kursus ini juga akan mengajarkan Anda dokumentasi transfer pricing yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan kepatuhan pajak, serta teknik untuk melakukan benchmarking dan audit transfer pricing. Melalui studi kasus dunia nyata dan simulasi praktis, Anda akan memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk mengidentifikasi risiko pajak dan mengembangkan strategi pajak yang efektif untuk perusahaan multinasional.

Dengan menyelesaikan kursus perpajakan ini, Anda akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk membantu bisnis mematuhi peraturan perpajakan global, mengurangi risiko pemeriksaan pajak, dan mengoptimalkan struktur pajak mereka. Dengan pemahaman menyeluruh tentang strategi perpajakan dan peraturan global, Anda akan menjadi aset berharga bagi bisnis Anda dan akan mampu menghadapi tantangan perpajakan internasional dengan percaya diri.

Salah satu alasan utama mengapa perusahaan multinasional menggunakan strategi transfer pricing adalah untuk meminimalkan pajak yang harus mereka bayar. Dengan menetapkan harga transfer yang menguntungkan, perusahaan dapat mengalihkan pendapatannya ke negara-negara dengan tarif pajak yang lebih rendah dan mengalihkan biaya ke negara-negara dengan tarif pajak yang lebih tinggi.

Misalnya, suatu perusahaan mungkin menetapkan harga tinggi atas barang yang dijual oleh anak perusahaan yang berlokasi di negara dengan pajak rendah kepada anak perusahaan yang berlokasi di negara dengan pajak tinggi. Hal ini mengurangi laba kena pajak di negara-negara dengan pajak tinggi dan meningkatkan laba di negara-negara dengan pajak rendah.

Namun praktik ini telah menimbulkan banyak kontroversi dan menarik perhatian otoritas pajak di seluruh dunia. Banyak negara memandang transfer pricing sebagai cara bagi perusahaan multinasional untuk menghindari pajak secara legal namun tidak etis. Inilah sebabnya banyak negara telah memperkuat peraturan transfer pricing mereka dan berkolaborasi dalam kerangka internasional untuk memastikan bahwa praktik tersebut digunakan secara adil dan sesuai dengan hukum.

Baca Juga: Pengaruh Sertifikasi Brevet Pajak Terhadap Kompetensi dan Gaji Profesional Pajak

Regulasi global mengenai transfer pricing berpedoman pada pedoman yang dikeluarkan oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). OECD telah mengembangkan Pedoman Penentuan Harga Transfer yang memberikan panduan tentang bagaimana harga transfer harus ditentukan. Prinsip utama yang diusung OECD adalah prinsip keadilan atau “arm’s length prinsip”. Prinsip ini menyatakan bahwa harga yang ditetapkan untuk transaksi antar perusahaan afiliasi harus sama dengan harga yang dikenakan jika transaksi dilakukan antara pihak yang tidak terafiliasi. Dengan kata lain, transaksi antar perusahaan afiliasi harus dilakukan seolah-olah merupakan entitas independen.

Selain pedoman OECD, banyak negara juga memiliki aturan transfer pricing sendiri. Misalnya, Amerika Serikat memiliki Bagian 482 dari Internal Revenue Code yang mengatur transfer pricing, sedangkan negara-negara Eropa mengikuti aturan transfer pricing yang diadopsi oleh Uni Eropa. Di Asia, negara-negara seperti Jepang, Tiongkok, dan India juga memiliki peraturan transfer pricing yang ketat.

Untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan penetapan harga transfer, perusahaan multinasional sering kali perlu membuat dokumentasi penetapan harga transfer yang rinci. Dokumentasi ini harus memuat analisis komparatif yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa harga yang digunakan dalam transaksi antar perusahaan berelasi adalah wajar dan konsisten dengan prinsip kewajaran. Selain itu, banyak negara mengharuskan perusahaan untuk secara berkala menyerahkan laporan harga transfer dan melakukan audit harga transfer untuk memastikan kepatuhan.

Selain regulasi, terdapat juga berbagai inisiatif global yang bertujuan untuk mengatasi masalah transfer pricing. Salah satunya adalah Rencana Aksi Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) yang diluncurkan oleh OECD dan G20. BEPS bertujuan untuk menutup celah yang memungkinkan penghindaran pajak melalui strategi transfer pricing dan memastikan bahwa keuntungan dikenakan pajak di tempat kegiatan ekonomi yang menghasilkan keuntungan tersebut dilakukan.

Meskipun peraturan transfer pricing semakin ketat, tantangan masih tetap ada. Perusahaan multinasional terus mencari cara untuk mengoptimalkan struktur perpajakannya, sementara otoritas pajak terus berupaya memastikan praktik transfer pricing diterapkan secara adil dan sesuai dengan hukum. Kerja sama internasional dan peningkatan transparansi sangat penting untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dan memastikan bahwa transfer pricing digunakan untuk tujuan yang adil.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti kursus pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti kursus pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Melakukan Transaksi dengan Mata Uang Asing? Ketahui Dasar Pengenaan Pajaknya

Melakukan Transaksi dengan Mata Uang Asing? Ketahui Dasar Pengenaan Pajaknya

Pelatihan pajak merupakan kegiatan yang wajib diikuti untuk orang-orang yang ingin menambah wawasan dan pengetahuannya mengenai kebijakan perundang-undangan pajak. Ketika seseorang mengikuti kelas perpajakan seperti pelatihan pajak ini, nantinya akan memperoleh materi terkait dengan kebijakan pajak sesuai dengan tingkatannya. Tentu saja sebagai seseorang yang membutuhkan wawasan di dunia perpajakan, pastinya juga tidak kalah penting untuk mengetahui seperti apa DPP atau dasar pengenaan pajak dalam transaksi mata uang asing. Ulasan Berikut ini akan membahas lebih lanjut mengenai proses konversi yang dilakukan berkaitan dengan penggunaan kurs yang seharusnya.

Ketika melakukan sebuah transaksi, pastinya akan terdapat kemungkinan bahwa pembayaran terhadap transaksi ini dilakukan dengan menggunakan mata uang asing selain rupiah. Pada saat hal seperti ini terjadi, sangat penting bagi wajib pajak mengetahui seperti apa prosedur pengenaan pajaknya supaya bisa memperhitungkan sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

DPP Transaksi dengan Mata Uang Asing

Menurut peraturan pemerintah nomor 44 Tahun 2022 pasal 21 mengenai penerapan terhadap pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah yang mana mengatur tentang transaksi yang menggunakan mata uang asing selain mata uang Rupiah, maka nilai dasar pengenaan pajaknya juga harus dikonversikan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku ketika pembuatan faktur pajak dilakukan. Kurs yang dimaksud tersebut merupakan kurs menurut keputusan dari Kementerian Keuangan.

Penghitungan Pajak

Contoh Kasus 1

Terdapat sebuah badan usaha yang pemiliknya merupakan pengusaha kena pajak, menerima pembayaran terhadap penyerahan jasa kena pajak sejumlah 500.000 US Dollar dari kliennya yang merupakan Warga Negara Amerika Serikat yang tinggal di daerah Jakarta. Kurs dari Menteri Keuangan ketika faktur pajak dikeluarkan pada saat itu sejumlah Rp15.200 per US Dollar. Maka, berapa pajak pertambahan nilai yang harus dibayarkan terhadap kasus seperti ini? Berikut adalah beberapa tahapan untuk menyelesaikan permasalahan seperti ini, diantaranya:

  • Mengkonversikannya dalam rupiah. Pertama yang harus dilakukan adalah dasar pengenaan pajak dalam rupiah, yang mengena 500.000 US Dollar dikalikan dengan Rp15.200, sehingga dihasilkan Rp7,6 miliar.
  • Kemudian kalikan dasar pengenaan pajak yang telah dikonversikan dengan tarif pajak pertambahan nilai yang berlaku. Yang mana pada saat ini pajak pertambahan nilainya adalah 11%, sehingga Rp 7,6 miliar dikalikan dengan 11% adalah Rp836 juta.

Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Turun Karena Insentif Pajak, Bagaimana Mekanismenya?

Contoh Kasus 2

Terdapat seorang pebisnis yang bukan merupakan pengusaha kena pajak, pada saat 5 Mei 2024 telah melakukan pemesanan produk kecantikan yang berasal dari Korea Selatan dengan nilai impor sejumlah 5000 Won. Di Indonesia juga akan dibebankan bea masuk jumlah 5% dari harga impornya. Barang tersebut akan mulai dikirim tanggal 10 Mei 2024. Dari ketentuan yang berlaku bahwa nilai kurs Menteri Keuangan pada tanggal 5 Mei 2024 adalah Rp9.250, sedangkan kurs Kementerianan keuangan Adalah sebesar000 Rp9.155, serta kurs Menteri Keuangan pada saat Bea Cukai melakukan penerbitan pemberitahuan impor barang adalah sebesar Rp9.320. Maka berapa besaran pajak pertambahan nilai yang harus dibayarkan oleh non PKP tersebut?

Dasar pengenaan pajak dalam rupiah adalah Rp5.000 Won dikalikan dengan Rp9.320, dihasilkan Rp46.600.000. Kemudian, ditambahkan dengan bea masuk yang mana 5% dikalikan dengan Rp46.600.000 sama dengan Rp2.330.000, ditambah dengan nilai impor, yakni dasar pengenaan pajak ditambah dengan biaya masuk didapatkan hasil Rp48.930.000. Pajak pertambahan nilai Rp48.930.000 dikalikan dengan 11%, yaitu sebesar Rp5.382.300.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti pelatihan pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Pengaruh Sertifikasi Brevet Pajak Terhadap Kompetensi dan Gaji Profesional Pajak

Pengaruh Sertifikasi Brevet Pajak Terhadap Kompetensi dan Gaji Profesional Pajak

Brevet Pajak – Di era modern, kebutuhan akan tenaga profesional perpajakan yang berkualitas semakin meningkat seiring dengan semakin kompleksnya peraturan perpajakan. Sertifikasi Brevet Pajak merupakan salah satu standar kompetensi yang diakui di bidang perpajakan di Indonesia. Sertifikasi ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional perpajakan namun juga berdampak signifikan terhadap gaji dan karier mereka. Artikel ini akan mengkaji lebih dalam pengaruh sertifikasi Brevet Pajak terhadap keterampilan dan gaji profesional perpajakan.

Sertifikasi Brevet Pajak terdapati  tiga tingkatan, yaitu Brevet A, Brevet B, serta Brevet C. Masing-masing tingkat dirancang untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang berbeda berdasarkan kebutuhan profesi perpajakan. Paten A berkaitan dengan perpajakan individu dan usaha kecil. Mata pelajaran yang diajarkan meliputi pajak penghasilan orang pribadi, pajak pertambahan nilai (PPN) dan berbagai aspek mendasar perpajakan lainnya. Profesional bersertifikat Brevet A umumnya lebih kompeten dalam mengelola pajak pribadi dan usaha kecil.

Brevet B menargetkan perpajakan perusahaan. Materi yang diajarkan meliputi pajak badan, PPN dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM), serta pajak-pajak lain yang relevan dengan dunia usaha. Sertifikasi Brevet B mempersiapkan para profesional untuk mengelola perpajakan bisnis dengan lebih baik.

Brevet C merupakan tingkat tertinggi yang mencakup perpajakan internasional dan transfer pricing. Materi yang diajarkan mencakup aspek kompleks perpajakan internasional dan strategi perpajakan multinasional. Sertifikasi Brevet C sangat dihargai oleh perusahaan multinasional yang membutuhkan ahli perpajakan dengan pengetahuan mendalam mengenai perpajakan global.

Melalui pelatihan dan ujian sertifikasi Brevet Pajak, para profesional perpajakan tidak hanya memperoleh pengetahuan teoritis, namun juga keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari. Kemampuan memahami dan menerapkan peraturan perpajakan dengan benar meningkatkan kompetensi mereka secara keseluruhan.

Sertifikasi Brevet Fiskal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gaji profesional pajak. Dalam banyak kasus, para profesional yang memiliki sertifikasi Brevet Pajak cenderung mendapatkan gaji yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak memiliki sertifikasi. Peningkatan keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh melalui sertifikasi menjadikan profesional perpajakan lebih berharga bagi dunia usaha. Mereka mampu mengelola pajak perusahaan dengan lebih efisien, mengurangi risiko kesalahan dan potensi denda dari fiskus. Efisiensi seperti ini biasanya sering kali dihargai oleh perusahaan dengan adanya kenaikan gaji.

Baca Juga: Bagaimana Dampak Adanya Pelatihan Pajak Terhadap Kinerja Perusahaan?

Selain itu, sertifikasi Brevet Pajak meningkatkan daya saing seorang profesional di pasar kerja. Perusahaan cenderung lebih memilih kandidat yang bersertifikat karena mereka dipandang lebih siap dan kompeten dalam menghadapi tantangan perpajakan. Profesional dengan sertifikat pajak lebih mungkin untuk dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dengan tanggung jawab yang lebih besar, yang biasanya disertai dengan kenaikan gaji.

Secara keseluruhan, sertifikasi Brevet Pajak berperan penting dalam meningkatkan keterampilan dan gaji para profesional perpajakan. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui sertifikasi ini, para profesional perpajakan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap bisnis mereka, yang berdampak positif terhadap karier dan kesejahteraan finansial mereka.

Penting bagi setiap profesional perpajakan untuk mempertimbangkan sertifikasi Brevet Pajak sebagai investasi jangka panjang. Selain dengan meningkatkan keterampilan, sertifikasi ini akan membuka peluang pengembangan karir yang lebih baik serta kenaikan gaji yang signifikan. Dengan demikian, sertifikasi Brevet Pajak tidak hanya sekedar kualifikasi tambahan, namun juga merupakan langkah strategis untuk mensukseskan dunia perpajakan.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti brevet pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti brevet pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.