Brevet Pajak – Seperti halnya yang diketahui bahwa pajak adalah pungutan bagi seluruh warga negara yang mempunyai berbagai macam ketentuan, tidak terkecuali yang didalamnya berkaitan perihal tarif untuk setiap jenis pajak yang ada. Untuk bisa mengelola kewajiban perpajakan dengan efektif dan efisien, tentu saja sangat penting bagi wajib pajak mengetahui dasar-dasar dari regulasi perpajakan.
Maka, salah satunya adalah dengan mengikuti brevet pajak. Brevet pajak pada dasarnya bisa diikuti oleh siapapun, tapi memang biasanya diikuti oleh orang-orang yang ingin meningkatkan wawasannya di dunia perpajakan. Sehingga, nantinya wajib pajak bisa melakukan penghitungannya untuk tarif pajak dengan seefisien mungkin.
Tarif pajak merupakan dasar dari pembebanan pajak terhadap objek pajak yang menjadi tanggung jawab dari wajib pajak itu sendiri. Tarif pajak biasanya diberlakukan berupa persentase yang telah ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Terdapat berbagai jenis tarif pajak, yang mana setiap pajak juga mempunyai nilai tarif yang berbeda-beda. Mulai dari tarif pajak tetap, tarif pajak degresif, tarif pajak progresif, dan tarif pajak proporsional. Dari keempat tarif pajak yang telah disebutkan, tarif pajak degresif bisa dikatakan merupakan salah satu bentuk tarif pajak yang unik.
Sebab, tarif pajak ini dinilai tidak memenuhi asas keadilan, bahkan jenis tarif pajak degresif tidak pernah diimplementasikan dalam praktik Hukum perpajakan di Indonesia, karena dinilai mengandung unsur ketidakadilan. Lalu, seperti apa yang dinamakan pajak degresif ini? Ulasan Berikut ini akan lebih lanjut membahas mengenai pajak degresif.
Apa itu Pajak Degresif?
A degresive tax rate structure merupakan tarif pajak yang persentasenya akan semakin turun pada saat dasar pengenaan pajaknya semakin besar. Atau dapat dikatakan bahwa semakin besar dasar pengenaan pajaknya, justru tarif pajak yang dibebankan nantinya akan semakin kecil. Jenis pajak degresif ini tidak pernah diterapkan dalam praktik hukum pajak yang ada di Indonesia.
Contoh penerapannya sendiri adalah ketika persentase tarif untuk dasar pengenaan pajak sebesar Rp10.000.000 akan lebih kecil dibandingkan persentase tarif untuk dasar pengenaan pajaknya yaitu sejumlah Rp5.000.000. Tetapi, walaupun persentase tarifnya semakin kecil, besaran pajak terutang tidak selalu ikut mengecil.
Baca Juga: Perbedaan EFIN dan NPWP, Identifikasi Penting dalam Perpajakan
Bahkan bisa saja menjadi lebih besar sebab jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak ini, dasarnya juga akan semakin membesar. Contoh kasusnya, apabila dasar pengenaan tarif atas PPH kurang dari atau sama dengan Rp10.000.000, maka pengenaan tarif pajaknya yaitu sebesar 30%.
Sementara itu, untuk penghasilan dengan besaran antara Rp10 juta hingga Rp50 juta persentase tarif pajaknya akan menjadi menurun, yakni 28%. Begitu pula untuk penghasilan yang lebih besar dengan dasar pengenaan tarif Rp50 juta hingga Rp100 juta, akan dibebankan persentase tarif pajak sebesar 26%. Terakhir, tarif pajak Di atas Rp100 juta akan dikenakan dasar pengenaan persentase sebesar 24%.
Jenis-Jenis Pajak Degresif
Penting untuk diketahui bahwa tarif pajak degresif ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis apabila dilihat dari besaran penurunan tarifnya. Pertama, yaitu tarif pajak degresif proporsional. Pajak jenis ini memiliki besaran tarif yang persentasenya akan semakin menurun pada saat dasar pengenaan pajaknya meningkat.
Kedua, Tarif pajak degresif-degresif, yang mana persentase tarif pajaknya akan semakin kecil apabila dasar pengenaan pajaknya meningkat dan besar penurunan dari tarif pajaknya akan semakin kecil. Terakhir, jenis tarif pajak degresif progresif, merupakan tarif pajak yang jenis presentasinya akan semakin kecil apabila dasar pengenaan pajaknya meningkat dan besarnya dari penurunan tarif pajak akan semakin besar.
Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti brevet pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.
Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti brevet pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.