Training pajak bisa membantu Anda untuk memahami berbagai jenis peraturan pajak yang kompleks. Sebab, dalam training pajak akan memberikan Anda materi kebijakan perundang-undangan pajak yang berlaku di Indonesia. Namun, tentunya tidak kalah penting untuk mengikuti berita pajak terbaru saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi digital telah berkembang pesat, dan sebagai akibatnya, berbagai peluang karir baru telah muncul, termasuk pekerjaan sebagai influencer. Di dunia digital, influencer adalah profesional yang menciptakan dan mengunggah konten di platform media sosial seperti YouTube, Instagram, TikTok, dan lainnya.
Dengan begitu banyak pilihan dan kemampuan bagi siapa saja untuk menjadi bintang tanpa pelatihan atau kualifikasi khusus, bekerja sebagai influencer merupakan jalur karir yang sangat menjanjikan di masyarakat saat ini. Akhir-akhir ini sektor pada pekerjaan ini telah berkembang dengan sangat pesat. Ekonomi global, khususnya Indonesia, sangat dipengaruhi oleh peran influencer. Banyak produk telah dipromosikan secara efektif dan mengalami penjualan yang luar biasa berkat strategi pemasaran digital yang bekerja sama dengan influencer terkenal. Karena influencer dianggap sangat berhasil dalam memperluas jangkauan audiens, popularitas, dan pendapatan, beberapa perusahaan kini bahkan menyisihkan dana khusus untuk pemasaran yang menggunakan mereka.
Influencer juga menerima gaji yang sangat tinggi. Publik pernah diberitahu oleh Jennifer Coppen, yang dikenal sebagai “Mamari,” bahwa sebuah endorsement TikTok dapat berharga hingga 180 juta rupiah per konten. Mengingat penghasilan ini dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Harmonisasi Perpajakan Nomor 7 Tahun 2021, penghasilan yang sangat tinggi ini juga menawarkan peluang besar untuk meningkatkan pendapatan negara. Terlepas dari namanya atau bentuknya, penghasilan dalam konteks ini merujuk pada setiap kapasitas ekonomi tambahan yang diterima atau diperoleh oleh wajib pajak.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Ketidakefektifan Pengumpulan Pajak Influencer
Meskipun kelemahan ini tampak kecil, dampaknya besar terhadap pendapatan negara. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pendapatan influencer tidak dikenakan pajak secara efektif:
Tidak menggunakan sistem pemotongan pajak otomatis
Influencer masih tidak dianggap sebagai pekerja, melainkan kontraktor independen. Influencer menggunakan sistem penilaian sendiri, di mana wajib pajak diharuskan menentukan, membayar, dan mencatat penghasilan tahunan mereka sendiri. Masalah lain dengan sistem ini adalah banyak wajib pajak tidak tahu cara menghitung berapa pajak yang harus dibayar, dan beberapa di antaranya sengaja tidak melaporkan penghasilan mereka karena mengira hal itu tidak akan terdeteksi.
Baca Juga: Belanja di Tanah Suci? Simak Aturan Baru Bebas Pajak Barang Pribadi Jemaah Haji
Kurangnya pengawasan kontribusi sistem pembayaran desentralisasi
Selain itu, sulit menentukan jumlah pasti karena metode pembayaran sering melibatkan transaksi barter, bitcoin, atau transfer langsung ke dompet digital influencer. Semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan ini, harus dilaporkan sesuai dengan Undang-Undang Administrasi Pajak 2021. Selain itu, influencer sering menggunakan rekening pribadi yang mencampurkan dana pribadi dan profesional, sehingga DJP kesulitan membedakan antara pendapatan pribadi dan komersial.
Profesi digital tidak diatur secara khusus oleh peraturan apapun
Sampai saat ini, baik “Influencer” maupun “Content Creator” tidak diatur secara eksplisit oleh undang-undang pajak. Influencer terus menyembunyikan profesi mereka di bawah nama fiktif seperti “usaha jasa lain” atau “pekerjaan lepas,” yang memberi mereka banyak cara untuk menghindari pembayaran pajak. Mengingat potensi besar sektor profesi digital untuk meningkatkan pendapatan nasional, sayangnya, kepatuhan pajak yang rendah di kalangan influencer disebabkan oleh kurangnya pemotongan otomatis, tarif khusus, dan sistem pelaporan terintegrasi yang disesuaikan untuk influencer.
Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti Training Pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.
Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti Training Pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.