18 Persen Hilang di Januari: Akankah Jadi Sinyal Bahaya dari Penerimaan Pajak?

18 Persen Hilang di Januari: Akankah Jadi Sinyal Bahaya dari Penerimaan Pajak?

Kelas perpajakan atau yang sering dikenal dengan pelatihan pajak adalah upaya yang bisa dilakukan apabila anda ingin memperdalam ilmu tentang kebijakan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Karena dalam pelatihan pajak ini anda akan mendapatkan berbagai materi tentang peraturan perundang-undangan pajak di Indonesia. Namun, tentu mengetahui berita perpajakan juga akan sangat membantu anda dalam memahami peraturan perpajakan yang selalukompleks.

Seperti halnya yang akan dibahas dalam ulasan berikut ini, yaitu penerimaan pajak di bulan Januari tahun 2025 yang turun secara drastis. Perlu diketahui bahwa penerimaan pajak adalah salah satu sumber utama bagi negara untuk memiliki pendapatan dan menopang APBN atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Tetapi, penerimaan pajak pada Januari 2025 dilaporkan oleh kemenkeu bahwa terjadi penurunan yang signifikan dalam realisasi penerimaan pajak Apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Terjadinya penurunan secara signifikan tersebut membawa implikasi yang cukup serius atas stabilitas fiskal dan kelangsungan berbagai program pemerintah.

Apa Saja Faktor Penyebab Penurunan Pajak?

Ekonomi yang Bergerak Lambat

Menurut data BPS atau Badan Pusat Statistik, penurunan ekonomi pada KUA IV tahun 2024 memberikan gambaran perlambatan yang dipicu karena menurunnya konsumsi rumah tangga, sektor investasi yang lesu, dan penurunan permintaan Global yang mana akan menekan tingkat ekspor.

Kebijakan Insentif Pajak

Pemerintah memberikan penerapan beberapa insentif pajak yang gunanya adalah untuk mendukung pemulihan ekonomi, diantaranya seperti pengurangan tarif pajak penghasilan badan, pembebasan pajak untuk UMKM, dan relaksasi pajak pada beberapa sektor tertentu. Tetapi kebijakan ini ternyata ikut menjadi faktor penyebab kontraksi sementara dalam penerimaan pajak Indonesia.

Kepatuhan Wajib Pajak yang Menurun

Berdasarkan Jurnal Keuangan dan Fiskal tahun 2024, bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak pada saat itu masih menjadi tantangan utama. Ada banyak wajib pajak yang melakukan penundaan pelaporan maupun memanfaatkan celah-celah hukum untuk bisa mengurangi kewajiban pajak mereka.

Baca Juga: Bukan Hanya Ekspor, Tapi Nilai Tambah: Pajak Nikel dan Wajah Baru Industrialisasi Indonesia

Harga Komoditas yang Fluktuatif

Sebagai negara yang mengandalkan ekspor komoditas, Indonesia mengalami penurunan harga minyak sawit dan batubara menjelang akhir tahun 2024, yang mana hal tersebut memberikan Efek pada turunnya kontribusi di sektor perkebunan dan pertambangan dalam penerimaan pajaknya.

Penurunan Penerimaan Pajak

Berdasarkan data dari DJP atau Direktorat Jenderal Pajak diketahui bahwa penerimaan pada Januari 2024 sebesar Rp 146 triliun, sedangkan penerimaan pada Januari 2025 hanya sebesar Rp120 triliun. Hal ini memberikan penurunan secara signifikan sebesar 18% yang terjadi secara tahunan atau Year over Year (YoY).

Untuk sektor yang terdampak paling besar adalah pada industri perdagangan yang mengalami penurunan sejumlah 15% dan industri manufaktur yang mengalami penurunan sejumlah 22%. Direktur jenderal pajak menyatakan bahwa penurunan ini yang paling utama penyebabnya adalah karena ketidakpastian global dan dikarenakan juga dampak relaksasi secara fiskal.

Dr. Budi Santoso selaku Ekonomi Universitas Indonesia juga ikut berpendapat bahwa kondisi ini memperlihatkan agar mampu memberikan perluasan basis pajak dan melakukan perbaikan kepatuhan wajib pajak dalam jangka panjang. Survei Lembaga Riset Ekonomi Nasional juga memberikan pengungkapan bahwa terdapat 65% perusahaan besar yang merasa terhambat dikarenakan ketidakpastian peraturan pajak, yang mana menyebabkan penandaan dalam pembayaran hingga pelaporan pajak. Hal ini akan berdampak secara pasti pada APBN yang mana defisit anggaran akan membesar. Selain itu juga akan ada pemangkasan belanja publik, serta utang negara yang semakin meningkat.

Untuk menjadi seorang ahli pajak, Anda harus memiliki pengetahuan mendalam terkait pajak. Dan salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan pajak. Tax Academy adalah tempat yang tepat untuk Anda memulainya. Karena di tempat ini merupakan langkah tangga pertama kesuksesan Anda sebagai seorang Expert di bidang industri perpajakan.

Tax Academy menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan memiliki jaringan profesional. Beberapa metode tersebut diantaranya adalah Video Learning, Interactive Learning, dan juga Hybrid Learning. Akademi perpajakan yang satu ini dikelola oleh profesional dari WiN Partners yang mengelola berbagai bidang pajak dengan kantornya di Surakarta, Medan dan juga Batam. Hubungi kami sekarang juga untuk Anda yang ingin mengikuti pelatihan pajak dan menjadi Expert di bidang pajak.

Tags: No tags

Comments are closed.